Siswi Cerdas Jadi Reporter Journalism Education, Ketua PWI Diserbu

Salwa Embun Febriwanda, siswi SMPN 4 bersama Jatra Revaldo Kenzo siswa SMPN 2 saat praktik wawancara. (Dok/PWI)

Ada-ada saja, pertanyaan yang dilontarkan kepada Redaktur Warta9.com Joni Efendi, saat menjadi pemateri pendidikan jurnalistik (Journalism Education) Kelas B, di Kota Budaya Uluan Nughik Tulangbawang Barat, Kamis (23/9/2021).

Rasa ingin tahu para siswa siswi SMP Negeri 2, SMPN 3, SMPN 4 dan SMP Satu Atap TBU Tulangbawang Barat, akan pekerjaan jurnalis membuat menyandang predikat Wartawan Utama itu terkaget-kaget.

“Untuk jadi jurnalis, dulunya bagaimana bapak? Pernah nggak Bapak stres?” tanya siswa. Bocah kelas IX SMP Negeri 3 itu adalah satu dari 35 pelajar yang tengah mengikuti pendidikan jurnalistik bertajuk “Membumikan Tubaba Melalui Pendidikan Jurnalistik.”

Materi pengenalan dasar-dasar jurnalistik dimulai. Salah satunya mengenai apa itu jurnalistik, dan bagaimana menulis dengan dasar 5W+1H. Cara penyampaian dilakukan dengan pendekatan akrab kepada anak-anak. Sesi penyampaian secara ringan tentang apa saja yang diketahui seputar jurnalistik.

Apa yang dimaksud Jurnalistik? kata jurnalistik berasal dari kata journalistic yang berarti kegiatan kewartawanan atau pemberitaan. Jurnalistik merupakan proses kegiatan mengolah, menulis, dan menyebarluaskan berita melalui media massa,” kata Joni.

Apa itu 5W +1H? 6 unsur ini merulakan rumus dasar untuk mengumpulkan informasi dan menulis berita. Berita dianggap layak salah satunya jika memenuhi semua unsur 5W 1H. Dalam Bahasa Indonesia unsur ini disebut ADIKSIMBA (Apa, Dimana, Kapan, Siapa, Mengapa dan Bagaimana).

“Dalam berita lengkap itu memiliki unsur 5W + 1 H yakni, What (Apa yang terjadi), Who (Siapa pelaku atau orang yang terlibat dalam kejadian itu), When (Kapan kejadiannya), Where (Di mana terjadinya), Why (Mengapa hal itu terjadi), dan How (Bagaimana proses kejadiannya),” terangnya.

Para peserta dari SMP Negeri 2, SMP 4, SMP 3, SMP Satu Atap TBU, Guru Pendamping dan pemateri Journalism Education Kelas B. (dok/PWI)

Dijelaskan, dalam dunia jurnalistik, fakta dalam berita biasanya berupa kejadian atau peristiwa, namun dapat juga berupa suatu kecenderungan, situasi, kondisi dan interpretasi yang benar-benar dinyatakan oleh sebuah sumber berita, bukan pernyataan sang wartawan, penulis atau redaktur.

Kemudian para peserta juga mendapat kesempatan melakukan praktik wawancara antar teman sekolahnya sebagai wartawan dan narasumber.

Seorang siswi bernama Salwa Embun Febriwanda asal SMPN 4 Kelas IX mewawancarai Jatra Revaldo Kenzo siswa SMPN 2 Tulangbawang Barat. “Apa saja yang kamu simak dalam kegiatan ini? Siapa nama-nama pemateri? Apa motivasi mu?” tanya Salwa.

Rupanya, pertanyaan Salwa itu membuat Jatra kaget, Jatra tidak menyangka jika rekannya itu akan melontar pertanyaan sesulit itu. Meski terseok-seok, namun Jatra bisa menjawab semua pertanyaan Salwa. “Ini siswi cerdas, pertanyaan yang berbobot,” kata pemateri.

Ketua PWI Diserbu

Puluhan siswa-siswi SMP terlihat sumringah. Mereka mengejar Ketua PWI Tulang Bawang Barat, Edi Zulkarnain yang berada tak jauh dari tempat mereka berdiri.

Di depan Ketua PWI, mereka tampak ragu-ragu untuk melakukan wawancara. Sambil berjalan perlahan, akhirnya peserta pendidikan jurnalistik itu memberanikan diri dan sampai di hadapan Edi.

Dengann malu-malu mereka memperkenalkan diri. Juga mengutarakan maksud dan tujuannya. Edi yang tak menyangka kedatangan reporter cilik, tentu saja terkejut. Para dewan guru yang melihat kenekatan siswa-sisiwi ini hanya tersenyum.

“Apa menurut Bapak terkait kegiatan pendidikan jurnalistik ini, seperti apa? Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan ini, bagaimana proses kegiatan berlangsung,” tanya peserta.

Mendapat pertanyaan tersebut, Ketua PWI dua periode ini lugas menjawab. Pendidikan Jurnalistik, ujar Edi, sangat baik bagi peserta untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam menulis dan membaca.

Ternyata, para peserta ini mendapat tugas dari pemateri evaluasi, Ahmad Sobirin (Lampost), untuk mengumpulkan bahan berita dengan waktu 15 menit. Setelah itu, mereka kembali ke ruangan kelas untuk melaporkan bahan berita kepada penguji yang mereka dapatkan.

Hari kedua pendidikan jurnalistik yang digagas Dinas Pendidikan bersama PWI Tulangbawang Barat ini akan berlangsung hingga 29 September 2021. Para peserta dibagi tiga kelas (A, B dan C) sistem shift (pagi-sore), tingkat SD-SMP se-Tubaba dengan jumlah 1.700 peserta. (Nan)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.