SPM Sumsel Minta Kepolisian Usut Tuntas Kasus OTT Oknum Ormas

OKI, Warta9.com — Serikat Pemuda dan Masyarakat Sumsel mendukung penuh upaya penegakan hukum oleh pihak kepolisian terkait berbagai kasus hukum yang melibatkan aparatur sipil negera.

Sikap tersebut disampaikan Kordianator Yovi Maitaha, terkait operasi tangkap tangan oleh aparat Polres OKI, Rabu (12/8/2020) kemarin. Terkait adanya dugaan skandal pemerasan yang dilakukan oleh oknum Ormas DPC Projo di Kabupaten OKI.

“Saya mendukung penuh penegakan supremasi hukum dengan mengedepankan praduga tak bersalah, terkait penangkapan oknum ketua DPC Projo tersebut dilakukan di Inspektorat OKI,” ujar pria berambut cepak ini. Sabtu (15/8/2020).

Yovi juga meminta Polres OKI mengusut oknum-oknum lain yang terlibat dalam kasus tersebut.

“Proses penegakan hukum yang terjadi harus tetap berjalan, dan jika perlu dilakukan pengembangan kasus yang terjadi. Untuk melihat apakah ada pihak lain yang ikut bermain dalam perkara yang dimaksud,” ungkapnya.

Yovi menuturkan, hal itu untuk memastikan integritas Polres OKI terjamin demi memberikan kepercayaan kepada publik.

Bahkan, Yovi mengaku menyesalkan apa yang dilakukan oknum Ormas tersebut. Hal tersebut tentu mencoreng nama baik Ormas di Sumsel.

“Tapi ada juga terselip bangga dengan kepolisian dengan sigap telah menangkap OTT. Selain itu, kami merasa sedih sebuah Ormas yang begitu besar dan diduga melakukan praktek pemerasan. Mudah-mudahan pihak kepolisian melakukan proses lidik keakar-akarnya sehingga kasus ini bisa terungkap terang benderang,” harapnya.

Dalam waktu dekat Yovi Meitaha Juga Menyatakan Akan Turun Aksi Bersama Aktivis Lain mendesak Kapolda Sumsel untuk mengawasi dan mengawal kasus ini agar berjalan sesuai hukum yang berjalan.

“Siapa pun yang bersalah, proses hukum secara terbuka dan transparan. Kami mendukung kepolisian, dalam mengusut tuntas apa yang dilakukan oleh oknum ormas yang terkena OTT tersebut.”

“Seharusnya Ormas menjadi pembela masyarakat, penyambung aspirasi masyarakat. Tapi ini terjadi dugaan pemerasan. Oleh karena itu, tak ada tawar menawar lagi. Proses siapa pun yang terlibat, hukum tetap harus jadi panglima siapa pelakunya,” tegasnya.

Kordinator SPM Sumsel juga meminta penegak hukum untuk mengusut tuntas baik yang menerima maupun yang memberi, tegasnya. (W9-idr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.