Bandarlampung, Warta9.com – Sebelum dilaporkan oleh rombongan pensiunan guru Azimah ke Polda Lampung, kasus Koperasi Betik Gawi Bandarlampung pada tahun 2022 juga pernah dilaporkan ke Polda Lampung.
Pada Oktober 2022, pensiunan guru melaporkan dugaan penggelapan uang yang dilakukan Koperasi Betik Gawi ke Mapolda Lampung. Tapi kenyataanya, sampai sekarang belum ada tindakan dari Polda Lampung sehingga muncul laporan lagi ke Polda.
Laporan yang dilakukan oleh Azimah dan ratusan pensiunan guru SD di Bandarlampung sama dengan kasus yang sebelumnya terkait uang simpanan pensiun di koperasi Betik Gawi ini tidak kunjung dicairkan.
Waktu itu, Ketua Koperasi Betik Gawi Joko Purwanto menyatakan kesiapan pihaknya memberikan pertanggungjawaban atas tabungan dana guru SD di Koperasi Ragom Gawi.
Bahkan Joko menyebut dirinya sebagai pengurus Koperasi Betik Gawi menghargai langkah hukum tersebut. “Kami sebagai pengurus sudah mengambil langkah pertanggungjawaban untuk menyelesaikan terkait uang simpanan,” kata Joko.
Salah satu langkah nya dengan membantuk tim 11 yang berisikan pengurus koperasi periode sekarang dan pengurus periode sebelumnya.
Menurut Joko, tim ini akan memberikan masukan masukan dalam mencari solusi terbaik. “Saat ini tim sedang bekerja, untuk mencarikan solusi nya,” kata Joko.
Terkait kapan pembayaran uang simpanan pensiun anggota Koperasi Betik Gawi, Joko juga belum dapat memastikan nya.
Pasalnya saat ini pengurus masih fokus untuk mencari solusi pembayaran uang simpanan tersebut.
Termasuk dengan kemungkinan mengambil opsi menjual aset koperasi, untuk menutupi tunggakan pensiun yang belum dibayarkan. “Banyak solusinya, mungkin alternatif nya bisa itu (jual aset). Tapi ini harus melalui rapat luar biasa anggota,” kata Joko.
Joko juga menyatakan siap memenuhi panggilan Polda Lampung, jika suatu saat akan dimintai keterangan dalam laporan perkara tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bandaroampung Eka Afriana menyampaikan permasalahan tersebut murni urusan antara koperasi Betik Gawi dengan anggotnya.
Bahkan Disdikbud Bandarlampung tidak bisa masuk lebih dalam dalam permasalahan tersebut. (W9-jm)