Tak Terima Ibunya Dimaki, Pria di Palembang Batalkan Pernikahan H-1

Palembang, Warta9.comIbunya dibentak calon istri, seorang pria di Palembang, Sumatra Selatan, membatalkan pernikahan pada H-1.

Menurut Anjas seharusnya pernikahan dirinya dengan kekasihnya digelar pada 18 Desember 2022. Namun pada 17 Desember ia membatalkannya. Hal itu karena pihak calon mempelai wanita meminta tambahan kekurangan biaya menikah sebesar Rp 700.000.

Bacaan Lainnya

Sebelumnya, keluarga calon mempelai perempuan meminta uang tambahan Rp 7 juta untuk keperluan perlengkapan resepsi, seperti tenda dan lainnya. Lalu pihak Anjas menyanggupi permintaan tersebut.

Namun ketika berkunjung ke rumah calon mempelai wanita di Baturaja, Sumatera Selatan, Anjas dan keluarga terkejut melihat kondisi persiapan pernikahan jelang H-1.

Melansir dari Tribunsumsel.com, Kamis (29/12/2022), Anjas menuturkan, di sana hanya didirikan tenda terpal tanpa ada dekorasi untuk pernikahan. Padahal sebelumnya, kata Anjas, pihak keluarga calon mempelai wanita mengaku bahwa uang tambahan tersebut akan dipakai untuk kebutuhan tenda dan lain-lain.

“Itu uang tambahan untuk orangtua dia katanya. Nggak tahu mungkin kalau untuk tenda, daktaunyo dak katek (tidak ada) tenda,” kata Anjas

Bahkan, kata Anjas, tenda yang dipasang di rumah calon mempelai wanita itu mirip untuk upacara kematian. Tidak ada tenda putih biru dan ukuranya kecil. “Persiapannya kayak orang kematian malahan, tenda terpal bae, biasanya kan ada tenda putih biru, ini dak katek, cuma sepetak satu terpal,” kata Anjas.

Ketika ditanyakan, Anjas mengaku pihak keluarga calon istrinya itu malah memaki-maki dan menunjuk ibu Anjas. Kemarahan itu dipicu karena keluarga Anjas tidak memberi kekurangan uang Rp 700.000 dari uang tambahan yang disepakati sebesar Rp 7 juta.

Karena tidak terima sang ibu dimaki, Anjas pun membatalkan pernikahan sehari sebelum acara itu digelar. “Aku marah lah (ibu ditunjuk-tunjuk) itu wong tuo aku,” kata Anjas.

Menurut Anjas, tidak ada rasa sedih dan penyesalan dari wajah calon istrinya itu ketika pernikahan dibatalkan. “Katek tejingok (nggak terlihat penyesalan) dari wajahnya, malah kadesnyo, aku ngomong dio ngebentak orang tua aku, dio ngomong ado emang aku ngebentak, dak katek raso penyesalan dio ngomong cakitu,” Anjas mengaku sudah mengenal perempuan yang akan dinikahinya itu sejak setahun lalu.

Selama ini, ia menjalin hubungan dari jarak jauh alias long distance relationship (LDR). Untuk mengobati rasa rindu, Anjas dan kekasihnya itu berkomunikasi melalui telepon.

Selama itu, Anjas menilai kekasihnya itu orang baik dan sangat religius. Anjas pun sering membangga-banggakan kekasihnya itu kepada teman dan saudaranya. Hingga akhirnya suatu hari, sang kekasih ingin segera dinikahi Anjas. Sebab, jika tidak, akan ada dua calon lain yang siap meminang kekasih Anjas.

Anjas pun melamar kekasihnya. Dalam sebuah acara lamaran, disepakati Anjas memberi mahar Rp 35 juta. Selain itu, Anjas juga harus memberi uang kepada orangtua kekasihnya itu serta ikut membantu biaya pernikahan.

Namun nasib berkata lain. Anjas terpaksa membatalkan pernikahan karena ibunya dibentak akibat uang tambahan Rp 700.000 dari Rp 7 juta untuk keperluan menikah belum dipenuhi.

Anjas menuding pihak keluarga kekasihnya itu tidak serius untuk melakukan persiapan pesta pernikahan. Bahkan, kata dia, uang mahar Rp 35 juta yang diberikan saat lamaran sudah dibelikan kekasihnya motor baru.

“Kalau kami daktau, yang jelas kami dikasih tau tetangga dia, habis selesai seminggu lamaran, sudah beli motor baru,” kata Anjas. (**)

 

banner 300250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.