Kotabumi, Warta9.com – Kehadiran Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan telah dirasakan langsung manfaatnya oleh banyak peserta. Salah satunya Maryono (43) yang terdiagnosis penyakit hernia dan harus menjalani operasi hernia di Rumah Sakit Candimas Medical Center, Kotabumi.
Maryono tak pernah membayangkan dirinya akan terdiagnosa hernia. Awalnya ia membiarkan saja benjolan yang muncul di bawah perutnya sampai satu minggu kemudian ketika ia pulang dari berkebun dan merasakan sakit di benjolannya. Merasa ingin memastikan benjolan di bawah perutnya itu, ia pun memeriksanya ke dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).
“Awalnya saya kaget karena ada benjolan di bawah perut. Pada waktu itu masih saya biarkan beberapa hari. Selang satu minggu, waktu siang ketika agak capek setelah dari kebun, terasa agak nyeri sedikit, tidak begitu sakit. Tapi benjolannya agak besar sedikit. Terus saya berpikir, nanti kalau tidak diperiksakan ke dokter kan tidak tahu penyakitnya apa. Kemudian saya ke FKTP, di FKTP didiagnosis hernia,” ungkap Maryono, Selasa (13/8).
Namun untuk memastikan lagi, dokter di FKTP merujuk Maryono ke rumah sakit untuk menemui dokter spesialis bedah. Ternyata benar, benjolan yang ada di bawah perutnya adalah hernia.
“Selang dua minggu itu saya bawa ke FKTP, kemudian dirujuk ke spesialis bedah. Ke spesialis bedah itu maksud awal saya hanya periksa saja, ternyata pada saat diperiksa, malamnya dijadwalkan operasi. Tidak perlu menunggu lama (untuk dilakukan operasi), karena takutnya nanti akan semakin membesar, dan menjadi pikiran, akhirnya saya ikuti saran dari rumah sakit,” ujarnya.
Dirawat selama lima hari, Maryono bersyukur tidak mengeluarkan biaya sama sekali. Selain operasi dan perawatan di rumah sakit, kontrol setelah operasi juga gratis. Meskipun demikian, warga Bumi Rejo, Abung Selatan ini tetap dilayani dengan baik walau terdaftar sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dari pemerintah daerah, ia juga mengaku tidak ada perbedaan pelayanan dengan pasien lainnya. Kini, seminggu setelah operasi, kondisi Maryono sudah membaik, dan sedang dalam proses pemulihan.
“Alhamdulillah tidak ada biaya sama sekali, biaya tambahan pun tidak ada, karena tidak naik kelas. Kontrol pasca operasi juga gratis. Waktu itu pelayanannya sangat baik, bagus, tidak dibedakan. Kami memang pernah dengar dari satu atau dua orang, bahwasanya kalau pakai JKN itu penanganannya kurang baik. Awalnya, kami memang tidak percaya omongan orang yang seperti itu, percaya diri saja. Sampai akhirnya kami merasakan sendiri, ternyata tidak seperti yang dikatakan orang-orang. Saya sangat bersyukur karena telah menjadi peserta aktif JKN, karena program ini sangat membantu terutama bagi kami yang sangat membutuhkan,” tambah Maryono.
Oleh karena itu, Maryono berharap kepada masyarakat yang belum terdaftar sebagai peserta JKN agar segera mendaftar. Menurutnya, memiliki JKN adalah untuk ketenangan keluarga apabila sewaktu-waktu membutuhkan pelayanan kesehatan, apalagi pelayanan kesehatan dengan biaya tinggi.
“Untuk masyarakat, saya berharap untuk memikirkan situasi yang tidak bisa kita duga selama ini, terkadang sakit seperti yang saya alami ini, perlu tindakan operasi yang memerlukan biaya yang tidak sedikit. Agar keluarga tenang, demi ketenangan hidup memang perlu JKN itu, untuk mengurangi beban kalau sewaktu-waktu ada anggota keluarga yang sakit. Sebaiknya masyarakat yang belum terdaftar sebagai peserta JKN saya mengharapkan untuk mendaftarkan diri, karena sesungguhnya dilihat dari manfaatnya yang jauh lebih besar dibandingkan dengan iurannya yang tidak seberapa,” jelasnya. (*)