Tiga Hari Sepulang BIMTEK SmartVillage !?

Sabtu itu (18-5-2024), sekira dentang jam menunjuk pukul 13:00 WIB, kami berkemas meninggalkan lokasi yang sudah kami diami sejak kamis siang (16-5-2024), Aula Horison Hotel Lampung.

Setelah berkemas seselesainya acara, rombongan kami langsung cek out dari lobby hotel, lampu sein mobil yang kami tunggangi berkedip arah kanan jalan pertanda kami ke jl. kartini menuju arah pulang.

Bacaan Lainnya

Tiada keraguan dalam laju jalan kami sembari menanti sambutan kerinduan anak-istri dirumah.

Diperjalanan, selain makan sejenak di areal jalur dua kota agung, sebelumnya kami pun terhenti disimpangan kanan jalan Pringsewu, lantaran kata seorang teman “Kham takhu sekhbok nyepok pekhatong,” usulnya.

Kumandang merdu Adzan Isya nan begitu sejuk ditelinga, perjalanan kami sudah diwilayah kabupaten pesisir barat, tepatnya di seputar kecamatan bangkunat, kami pun masih menikmati perjalanan yang tak lama setelahnya sekira pukul 21:00 WIB kami pun tiba dirumah.

Sedikit lelah, Kendati demikian kami senantiasa bersyukur lantaran serangkaian agenda dan acara sudah selesai dilaksanakan.

Selamat sejak berangkat sampai kembali ke pesisir barat.

Selasa siang (21-5-2024), tiga hari sepulang kegiatan, saat kumpul kecil bersama anak istri dirumah, jawab si sulung “kata guru kami gak ngaji hari ini,” tanggapnya ketika ibu bertanya “kenapa sudah pulang?”.

Disela itu terselip kilas bincang (karena sedang menonton sajian gadget yang dipegangnya*, yang entah apa itu sajian yang ia tonton). Seloroh berucap “kapan kami jalan-jalan yah,” lempar ucap dia yang bernada seperti ada tanya!?.

Hmmmm…saya dan istri hanya melanjutkan kunyahan pek-empek ketela yang baru saja istri hidangkan, kami hanya saling tatap disela ucapan si sulung.

Begitu saja…hingga kami kembali berutinitas diwaktu yang telah bergeser sore itu.

Malam tiba, laju dan larut dalam baringan selimut biru kesayangan, dan subuh pun kembali ku jelang.

Seperti biasa, setelah beres dan sembari meneguk si hitam manis dalam balutan beling yang sudah tersaji, terdengar tangtengtangteng suara pesan WhatsApp pada handphone yang masih menggeletak. Ku buka pesan satu demi satu, terbaca kabar ada peristiwa naas yang hampir saja meregang puluhan nyawa ?.

Tergambar dalam pemberitaan media bahwa “Bus study tour asal pesisir barat masuk jurang dikawasan hutan sedayu ?”.

Ku bacalah sajian dalam pemberitaan itu, dan benar ada rombongan siswa/i serta beberapa pendidik yang sedang dalam perjalanan menuju Bandarlampung dalam rangka melaksanakan agenda pendidikan yang bertema-kan Study Tour mengalami musibah.

Bus yang mereka tumpangi mengalami rem blong sehingga laju bus kurang maksimal dan terganggu, sehingga sang supir mengalami kesulitan dalam mengendalikan bus saat berada dijalur menikung.

Dilansir dari berbagai media, jumlah penumpang didalam Bus yang membawa rombongan siswa study tour itu sebanyak 42 Orang, dengan rincian 29 anak-anak (siswa) dan 13 orang guru pendamping.

Terdata tidak ada korban jiwa, para penumpang dan supir mengalami luka-luka serta terdapat beberapa yang dilarikan ke RS.

Kejadian yang menimpa rombongan study tour yang notabene adalah anak-anak pelajar dan dewan guru ini, tentu menjadi sajian tersendiri bagi seluruh lapisan masyarakat, terkhusus provinsi lampung.

Merupakan preseden buruk yang dapat meruntuhkan masa depan serta mental semua kalangan masyarakat, terlebih para orang tua dan wali murid.

Harus ada penegasan dan standarisasi yang harus ditempuh jika program study yang dianggap sebagai salah satu pembelajaran wawasan bagi para pelajar ini akan tetap dipertahankan.

Ditulis di Krui
Oleh Edison Surya 

Pos terkait