Umar Ahmad Terima Cinderamata ‘Tongkat’ Bengkulu

“Benar-benar unik,” kata Walikota Bengkulu Helmi Hasan, saat mengunjungi Kabupaten Tulangbawang Barat, Lampung, Kamis (15/7/2021).

“Dari seluruh daerah di Indonesia yang saya kunjungi, baru kali ini saya disambut dengan suasana berbeda,” ujar pria kelahiran Lampung itu, yang kagum dengan konsep pembangunan di Tubaba.

“Di kanan kiri berjajar rumah-rumah panggung. Rumah yang dibangun dengan bahan kayu kokoh ini, menjadi ciri khas daerah yang masih terjaga di Tubaba,” sebut mantan Direktur PT. Zenco Alamsindo Utama Jakarta ini.

Kedatangan Helmi Hasan dan rombongan di sambut langsung Bupati Tulangbawang Barat Umar Ahmad di Kota Budaya Uluan Nughik Tubaba. Tari Nenemo ikut memeriahkan kunjungan yang menerapkan protokol kesehatan secara ketat itu.

“Tempat ini kami sebut ‘Uluan Nughik’, uluan berarti awal, nughik berarti kehidupan. Ini simbol dari awal kehidupan. Luasnya 1800 Ha, kami berharap akan menjadi Kota Budaya berbasis Ekologi,” ujar Umar menjelaskan.

Umar juga menyampaikan rasa bangganya mendapat kunjungan Walikota Bengkulu itu. Secara singkat, dia menguraikan istilah Tubaba, sebagai masa depan yang ingin dituju oleh Tulangbawang Barat.

Pembangunan di Tubaba, lanjut Umar, merupakan upaya pulang ke masa depan. Dan masa depan itu tentu berawal dari masa lalu, sebagai warisan pendahulu masyarakat di Tubaba.

“Masa itu sudah berlalu. Namun masih melekat dalam diri kami, seperti cara bersikap, menyelesaikan masalah, atau cara berpikir, sebagian itu adalah warisan dari para pendahulu kami,” ujar alumni Universitas Lampung ini.

Kemudian Helmi juga memaparkan salah program prioritas yang saat ini sedang dilakukan. Kata Helmi, Kota Bengkulu sedang membangun sebuah Kota yang mengedepankan konsep kebahagiaan bagi warganya.

“Pada periode pertama, saya membuat program SAMISAKE, Satu Miliar Satu Kelurahan, sehingga kelurahan bisa memiliki kemampuan seperti halnya desa yang memiliki ADD,” papar Helmi.

Selin itu, Kota Bengkulu juga mengedepankan unsur religius dalam pembangunan kota. Rumah ibadah diinstruksikan untuk buka 24 jam. Kemudian, biaya air PDAM gratis, serta menggandeng CSR perusahaan untuk menanggung biaya listrik rumah ibadah yang buka 24 jam tersebut.

“Kita tahu, minimarket, hotel dan sarana lainnya bisa buka 24 jam. Tapi anehnya, kenapa rumah ibadah harus ditutup pada jam tertentu. Rumah ibadah sudah seharusnya dapat menjadi tempat penyejuk warga, sehingga harus dibuka setiap saat,” urai dia.

Untuk itu pihaknya menginstruksikan, agar rumah ibadah menjadi sumber kebahagiaan warga. Dimana tempat ibadah di daerah yang dia pimpin juga disediakan makanan gratis.

“Setiap rumah ibadah kami sediakan makanan gratis, sehingga warga yang berkunjung merasa disambut dengan nyaman di rumah ibadah manapun.”, tutur Walikota Bengkulu itu.

Dalam kesempatan itu, Bupati Umar Ahmad dan Walikota Bengkulu menandatangani MoU kerjasama antar daerah dalam rangka pendayagunaan potensi daerah guna meningkatkan kehidupan masyarakat yang Religius.

Penandatanganan MoU tersebut, menandai hubungan persahabatan kedua daerah. Agenda kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi beberapa destinasi wisata dan juga Islamic Center.

Di akhir kegiatan, Walikota Bengkulu memberikan tongkat yang digunakannya sehari-hari sebagai cinderamata kepada Bupati Tulangbawang Barat Umar Ahmad.

“Tongkat ini asli dari bahan tanduk. Tongkat ini saya pakai bukan karena ada masalah di kaki, tapi ini merupakan salah satu Sunnah Rasul,” tandas Helmi. (W9-Nan)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.