Bandarlampung, Warta9.com – Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) tetap bertengger sebagai salah satu kampus swasta terbaik di ASEAN atau negara-negara Asia Tenggara.
Kampus berjuluk ”Sang Juara” ini masuk dalam deretan perguruan tinggi swasta (PTS) paling bonafide se-Asia Tenggara.
Mengutip detik.com, AppliedHE kembali merilis peringkat universitas-universitas terbaik di ASEAN untuk edisi 2025. Salah satunya adalah ranking untuk kategori PTS.
Dalam pemeringkatan ini, Brunei Darussalam, Laos, Myanmar, dan Singapura tidak diikutkan dalam pemeringkatan.
Dikutip dari AppliedHE, sejauh yang diketahui, tidak ada universitas swasta di Brunei Darussalam, Laos, dan Singapura yang memberikan gelar lokal.
Ada universitas-universitas semacam ini di Myanmar, tetapi universitas-universitas tersebut menolak untuk berpartisipasi dalam pemeringkatan saat ini.
PTS Terbaik di ASEAN 2025 Versi AppliedHE :
1. Sunway University, Malaysia
2. Bina Nusantara University (Binus), Indonesia
3. Krirk University, Thailand
4. Asia Pacific University of Technology and Innovation (APU), Malaysia
5. Taylor’s University, Malaysia
6. City University, Malaysia
7. Management and Science University, Malaysia
8. Infrastructure University Kuala Lumpur, Malaysia
9. Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia
10. Ateneo de Manila University, Filipina
11. University of Santo Tomas, Filipina
12. Universitas Ciputra Surabaya, Indonesia
13. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Indonesia
14. Telkom University, Indonesia
15. UCSI University, Indonesia
16. De La Salle University, Indonesia
17. Universitas Teknokrat Indonesia, Indonesia
18. Al-Madinah International University, Malaysia
19. Lincoln University College, Malaysia
20. Universiti Teknologi PETRONAS (UTP), Malaysia
21. Universitas Islam Indonesia, Indonesia
22. Universiti Tunku Abdul Rahman (UTAR), Malaysia
23. Saint Louis University, Filipina
24. Muhammadiyah University of Prof Dr Hamka, Indonesia
25. Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Indonesia.
Peringkat PTN dan PTS Dipisah
Masih dikutip dari detik.com, universitas swasta berbeda dengan universitas negeri dalam artian mereka menerima sedikit atau bahkan tidak menerima dana dari pemerintah, dan sering lebih fokus pada pengajaran dan keterserapan tenaga kerja.
Sementara, universitas negeri sering kali memiliki misi sosial yang lebih luas dan mendapat lebih banyak dana dari pemerintah.
Ini berarti mereka mungkin berada dalam porsi untuk melakukan lebih banyak penelitian atau menawarkan program studi yang tidak terlalu dapat dipasarkan secara komersial.
Menurut AppliedHE, disebabkan perbedaan yang besar ini, tidak selalu adil untuk membandingkan universitas swasta dan negeri dengan dasar yang sama.
Disebabkan fokus terhadap penelitian di banyak pemeringkatan universitas internasional, universitas swasta dengan anggaran penelitian yang lebih kecil sering kali mendapat peringkat yang cukup rendah.
Sukarela
Pemeringkatan AppliedHE ini bersifat sukarela. Universitas-universitas diminta mengirimkan data dan menjalankan survei, sehingga AppliedHE dapat menentukan peringkat mereka.
Jika ada universitas swasta dari Asia Tenggara yang tidak masuk dalam pemeringkatan misalnya, kemungkinan besar ini disebabkan mereka menolak untuk mengirimkan data atau mereka terlambat mengetahui pemeringkatan ini. Namun, mereka dapat bergabung dalam pemeringkatan edisi berikutnya.
Ada juga sejumlah kampus cabang luar negeri di Asia Tenggara yang menawarkan gelar dari negara-negara seperti Australia, Cina, dan Inggris. Universitas-universitas ini tidak dimasukkan karena mereka memberikan gelar asing, bukan gelar lokal.
Metodologi
Pemeringkatan AppliedHE mengevaluasi kualitas pengajaran dan pembelajaran, serta keterserapan lulusan (employability).
AppliedHE juga memperhitungkan riset universitas, karena penelitian kerap dapat meningkatkan kualitas pengajaran, serta jangkauan dan internasionalisasi institusi, yang meningkatkan pengalaman belajar secara keseluruhan.
Terakhir, AppliedHE melihat nilai merek institusi, maksudnya apakah institusi tersebut dipandang oleh universitas lain, sehingga gelar atau diploma yang diperoleh mempunyai bobot tertentu.
Bobot Penilaian
1. Pengajaran dan Pembelajaran (40%)
Bobot kualitas pengajaran dan pembelajaran dievaluasi berdasarkan survei mahasiswa. AppliedHE bertanya kepada para mahasiswa tentang pendapat mereka mengenai kurikulum, kelas, ujian, fasilitas, instruktur, kampus, kehidupan sosial, dan sebagainya.
Untuk memastikan survei ini representatif, AppliedHE mensurvei setidaknya 10% dari seluruh mahasiswa. Dalam beberapa kasus, beberapa universitas memiliki tingkat respons kurang dari 10%, sehingga mereka mendapat penalti karena AppliedHE tidak dapat memastikan seberapa representatif respons mahasiswa.
2. Keterserapan Lulusan/Employability (15%)
Tingkat keterserapan lulusan diukur melalui survei terhadap lulusan terbaru, yang terkadang kadang-kadang disebut sebagai studi pelacakan alumni atau alumni tracer study. Di banyak negara ASEAN, universitas juga harus menyerahkan pelacakan alumni ini kepada pemerintah.
AppliedHE melihat jumlah lulusan yang melaporkan telah memperoleh pekerjaan sebagai bagian dari total responden survei. Dan sebagai bagian dari total jumlah lulusan, hal ini juga untuk menghindari potensi bias karena hanya lulusan yang sudah bekerja saja yang disertakan dalam survei.
3. Riset (15%)
Riset dapat meningkatkan kualitas pengajaran karena mampu menunjukkan bahwa para pengajar di universitas yang bersangkutan adalah yang terdepan di bidangnya. Untuk menganalisis kategori penelitian, AppliedHe menggunakan basis data dokumen ilmiah terbesar di dunia, Google Scholar.
AppliedHE melihat penelitian yang diterbitkan dalam lima tahun terakhir dan menghitung jumlah profil Google Scholar per anggota fakultas yang memiliki setidaknya satu makalah penelitian (5%), jumlah makalah per anggota fakultas (5%), dan jumlah kutipan per makalah (5%). Tujuannya untuk mengukur apakah banyak anggota fakultas yang terlibat dalam penelitian yang berdampak dan sering dikutip.
4. Keterlibatan Masyarakat (10%)
Untuk mengukur keterlibatan masyarakat, AppliedHE bertanya kepada mahasiswa tentang keterlibatan mereka dalam kegiatan sosial atau lingkungan (melalui survei yang telah disebutkan di atas), jumlah mahasiswa yang menerima beasiswa, hibah, atau bantuan lainnya, juga liputan media yang telah diterima oleh institusi, berdasarkan Google News.
Liputan media merupakan indikator yang baik untuk mengetahui keterlibatan institusi dalam isu-isu lokal atau apakah para pengajarnya dinilai memiliki pengetahuan dan diundang untuk mengomentari peristiwa-peristiwa terkini.
5. Internasionalisasi (10%)
AppliedHE mengukur jumlah mahasiswa dan fakultas internasional di kampus, baik sebagai mahasiswa pertukaran pelajar atau mahasiswa yang sedang mencari gelar, dan menyertakan mereka yang kuliah secara virtual dari luar negeri.
6. Reputasi Institusi (10%)
Reputasi institusi pada dasarnya adalah “nilai merek” sebuah institusi di mata rekan-rekannya. AppliedHE meminta universitas yang berpartisipasi dalam pemeringkatan untuk menominasikan hingga 10 institusi yang mereka junjung tinggi.
Wakil Rektor Universitas Teknokrat Indonesia Dr. H Mahathir Muhammad, SE, MM berharap hasil pemeringkatan ini bisa menambah motivasi sivitas akademika untuk makin maju lagi.
Ia berharap pada pemeringkatan mendatang, posisi Universitas Teknokrat bisa lebih baik. Ia juga mengucapkan terima kasih atas kontribusi banyak pihak selama ini untuk kemajuan Universitas Teknokrat Indonesia. (W9-jm)