Usia Tua, Armada Damkar Tubaba Kerap Mogok Saat Digunakan

Armada pemadam kebakaran (damkar) Tubaba (Dok.istimewa)

PANARAGAN – Armada pemadam kebakaran (damkar) Kabupaten Tulangbawang Barat kondisinya mengkhawatirkan. Dari dua unit kendaraan damkar dengan kapasitas 3000 dan 4000 liter, hanya satu unit yang dapat di fungsikan. Sementara itu, satu unit yang ada sudah ‘termakan’ usia, kerap mogok ketika digunakan.

Selain armada yang tidak layak, jumlah armada juga dinilai masih kurang. Karena idealnya sembilan armada pemadam kebakaran siaga disetiap kecamatan. Sementara bantuan dua unit armada dari Jepang masih dalam proses di kementerian.

Kepala Satpol PP dan Damkar Sujatmiko mengatakan, usia armada damkar sudah lebih dari 8 tahun. Hal itu dinilai kurang maksimal untuk menunjang tugas dan kecepatan dalam pelayanan masyarakat. Jatmiko berharap ada peremajaan armada.

“Dari dua kendaraan yang layak pakai cuma satu. Karena usianya di atas 8 tahun, sekarang rusak mesin menyuplay. Perbaikan cukup mahal. Kendaraan pemadam sering mogok ketika digunakan untuk bertugas. Sedangkan bantuan armada masih dalam proses,” kata Sujatmiko, kepada warta9.com, Selasa (12/11).

Dia melanjutkan, Tubaba terdiri dari sembilan kecamatan. Idealnya di setiap kecamatan terdapat satu unit kendaraan damkar. Saat ini tidak adanya pos yang bisa dijangkau dalam waktu cepat, karena armada juga tidak mencukupi. “Dari jumlah armada juga masih kekurangan,” imbuhnya.

Ia menyebut ada tiga titik lokasi kebakaran yang terjadi kemarin (red) dalam waktu yang hampir bersamaan. Tiga lokasi tersebut yakni, Kebun Sawit Tiyuh/desa Karta pukul 16.00, Perkebunan PT HIM pukul 17.00 hingga pukul 21.00 Wib api baru bisa di padamkan.

Sedangkan saat kebakaran rumah di Panaraganjaya Indah itu, dia mengaku, armada masih memadamkan api di areal perkebunanan karet PT Huma Indah Mekar. Sehingga dalam kondisi darurat pihaknya meminta bantuan ke damkar Tulangbawang.

“Karna armada yang satunya tidak bisa berfungsi maksimal kita terpaksa meminta bantuan ke damkar Tulangbawang. Sedangkan armada kita yang bisa berfungsi masih memadamkan api di areal perkebunan PT HIM Penumangan,” jelas Jatmiko.

Dikonfirmasi terpisah Kabid Damkar Tubaba Nur Budiman mengatakan, kondisi geografis Tubaba yang cukup luas butuh solusi konkret menekan dampak kebakaran. Dari sembilan kecamatan yang ada, sebagian besar memiliki jarak dan waktu tempuh cukup lama dengan markas damkar.

Penambahan mobil pemadam menjadi salah satu solusi untuk menekan dampak kebakaran. Adanya armada baru diyakini akan mempercepat respons tim damkar dalam mengatasi kasus kebakaran.

Sedangkan usulan perbaikan power enzyme atau water supply machine (mesin penyuplay air) mobil damkar, sejatinya sudah di ajukan pada tahun 2018 lalu, dengan biaya berkisar Rp400 juta lebih. Namun sampai sekarang usulan tersebut belum terealisasi oleh Pemkab.

“Selain itu, kami juga berharap ada armada penyuplay air dengan kapasitas tangky 5 ribu liter. Dengan keterbatasan armada, jadi mobil pemadam tidak perlu bolak balik mengisi tanky air saat pemadaman api di lokasi kebakaran,” tandasnya. (W9-jon)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.