Webinar Internasional Universitas Teknokrat Bahas Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Sosial Ekonomi

Bandarlampung, Warta9.com – Internasional Webinar yang digelar oleh Universitas Teknokrat Indonesia menghadirkan dua pembicara dari Malaysia dan India. Webinar membahas dampak sosial ekonomi terhadap pandemi Covid-19, berlangsung sangat menarik, Rabu (20/5/2020).

Internasional Webinar yang dibuka dan dikuti langsung oleh Rektor Universitas Teknokrat Indonesia Dr. HM. Nasrullah Yusuf, SE, MBA, dimoderatori oleh Wakil Rektor I Dr. H. Mahathir Muhammad, SE, MM dari GSG Lt.2 Kampus Universitas Teknokrat Indonesia www.teknokrat.ac.id.

Dua pembicara dalam Internasional Webinar yaitu pakar dari University Sains Malaysia Prof. Dr. Muhammad Syukri Salleh dan Rendi Firnanda, SS
(President of Indonesia Student Association in India juga alumni Universitas Teknokrat Indonesia, yang merupakan salah satu kampus swasta terbaik di Lampung. www.teknokrat.oc.id.

Seminar diikuti sekitar 324 orang dosen dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Indonesia melalui jaringan ID.ZOOM juga dapat diikuti melalui streaming youtube dengan terang.

Profesor Muhammad Syukri membahas tentang “Sosio Economic Implication of Covid-19 Pandemi” (Implikasi Sosial Ekonomi terhadap pandemi Covid-19). Sedangkan Rendi membahas masalah “Swadeshi in The Post Covid-19 Era” (Swadeshi pasca pandemi Covid-19).

Prof Syukri Salleh menyampaikan bahwa kondisi berbeda antara Pemerintah Kerajaan Malaysia dengan Pemerintah Indonesia dalam menangani Covid-19. Malaysia dengan penduduk lebih sedikit dari Indonesia lebih mudah mengatasi Covid-19. Tapi kata Profesor Syukri kita semua tidak akan tahu kapan Covid-19 akan berakhir.

Di musim pandemi Covid-19, seorang doses selain tetap melakukan tugas pendidikan kepada mahasiswanya, juga mempunyai peran dalam membantu masyarakat dari berbagai aspek kehidupan terutama masalah ekonomi. Sehingga kehidupan masyarakat akan terbantu.

Sementara Rendi Firnanda, menyampaikan bahwa Pemerintah India lebih tegas dalam menerapkan disiplin dan aturan kesehatan selama pandemi Covid-19. Alumni Universitas Teknokrat ini menceritakan bagaimana seorang imigran harus berjalan kaki beratus ratus kilo meter. Ada yang berjalan kaki dari Bandarlampung ke Kotabumi, lalu ada juga dari Bandarlampung ke Jambi. Dengan kondisi ekonomi yang sulit mereka harus berjalan kaki akibat penerapan kebijakan Lockdown.

Rendi juga menyampaikan bahwa India sangat kuat nasionalismenya termasuk bidang ekonomi. Sehingga produk-produk lokal sangat cepat untuk dibangkitkan pasca pemberlakuan kebijakan lockdown.

Dari kedua pembicara tersebut masing-masing negara mempunyai cara tersendiri dalam menangani pandemi Covid-19. Seminar ini juga membuka ruang tanya jawab. Sejumlah dosen seperti Edi Siregar dari Universitas Satya Negara, seorang dosen dari Universitas Banten Jaya dan dosen dari Universitas Teknokrat. (W9-jam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.