Habiskan Dana Ratusan Juta, Pengerjaan Proyek Wantilan Disoal Warga

Jembrana Bali, Warta9.com – Sejumlah warga Desa Pakraman Nusamara, Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali, belakangan ini mempertanyakan pembangunan Wantilan yang hingga saat ini belum kelar.

Menurut sejumlah warga, pembangunan Wantilan yang terletak di dekat Pura Dalem Nusamara tersebut merupakan bantuan dari pemerintah pusat atas pengajuan proposal dari kelompok komunitas dibawah tanggungjawab Desa Pakraman setempat senilai Rp350 juta.

Namun untuk tahap awal, dana yang dicairkan ke rekening kelompok komunitas sebesar Rp280 juta. Dana tersebut menurut sejumlah warga kemudian langsung diberikan seluruhnya kepada pihak pemborong wantilan asal Gianyar dan pengerjaan wantilan dimulai awal bulan Agustus 2018 lalu.

“Kenyataannya sampai sekarang pembangunan wantilan tersebut belum kelar. Pembangunannya baru sebatas pondasi dan tiang-tiang. Pemborongnya jarang datang, kalaupun datang paling ngajak tukang dua orang,” ujar salah seorang warga yang dibenarkan warga lainnya, Senin (7/1/2019).

Lanjut warga, pekerjaan pemborong baru sebatas pondasi dan tiang-tiang dari baja itu juga kualitasnya sangat buruk. Bahkan bangunan pondasi sama sekali tidak mencerminkan bagunan untuk wantilan, lebih buruk dari bangunan bedah rumah. Pada pondasi juga tidak berisi besi balek dan tiang-tiang dari baja disambung dengan besi beton yang banyak di las, sehingga dikuatirkan mudah patah.

Warga juga heran kenapa pekerjaan itu diborongkan kepada pemborong dari Gianyar, padahal warga lokal banyak yang berprofesi sebagai tukang dan kualitas pekerjaannya jauh lebih baik. Warga menyayangkan keputusan dari Ketua Kelompok Komunitas pembangunan wantilan yang langsung menyerahkan dana Rp280 juta diawal kepada pemborong.

“Seharusnya dana diserahkan kepada pemborong secara bertahap sesuai dengan progres kerja agar bisa mengawasi pekerjaannya. Bukan dikasi full seluruhnya. Akibatnya sampai sekarang pembangunan belum kelar. Lagi pula kerjaannya seperti buat gubuk di kebun. Kami pamucuk desa tidak pernah dilibatkan dalam hal ini,” imbuh seorang pemucuk adat setempat.

Terkait hal tersebut Bendesa Pakraman Nusamara Made Sukantra di konfirmasi mengaku, beberapa warganya sering menananyakan terkait pembangunan wantilan yang hingga kini belum juga kelar.

Menurutnya, pembangunan wantilan tersebut sepenuhnya ditangani oleh Tim Komunitas yang diketuai oleh I Gede Sudintra. Dia juga membenarkan pembangunan wantilan tersebut merupakan bantuan dari pemerintah pusat senilai Rp350 juta, namun baru cair Rp280 juta.

“Dana itu cair ke rekening Tim Komunitas dan oleh bendahara seluruhnya langsung diserahkan kepada pemborong dari Denpasar, bukan dari Gianyar pada awal bulan Agustus lalu,” terangnya, Senin (7/1/2019).

Pembentukan tim komunitas pembangunan wantilan menurutnya sesuai dengan petunjuk dari provinsi dan dirinya juga sempat mengikuti rapat di Denpasar bersama tim komunitas bertemu dengan Gubernur Bali I Wayan Koster. Namun kenyataannya sampai sekarang pembangunannya belum rampung dan kualitas pekerjaan sangat diragukan.

“Masyarakat saya banyak yang menanyakan terkait pembangunannya yang belum rampung. Tapi saya tidak bisa memberikan penjelasan, saya hanya bisa menekan tim komunitas karena tim komunitaslah yang mencari pemborong. Saya juga tidak tahu siapa pemborongnya,” tuturnya ditemui di rumahnya.

Dia juga menyayangkan penyerahan dana Rp280 juta tersebut kepada pemborong diserahkan seluruhnya diawal. Seharusnya dana tersebut diserahkan secara bertahap sesuai dengan progres pekerjaan. Seharusnya pemborong yang mengambil pekerjaan wajib menyiapkan modal sendiri, bukan minta dana utuh diawal.

“Lebih aman jika dana diserahkan secara bertahap, bukan sekaligus diserahkan diawal. Jadinya tidak seperti ini pekerjaannya tidak kelar-kelar. Pemborong juga jarang kerja, kalaupun kerja paling bawa tenaga dua orang,” ujarnya.

Dia juga meragukan kualitas pekerjaan lantaran diatas pondasi tidak diisi besi atau balek sehingga tiang-tiang dari baja yang disambungkan dari besi yang ditancap di pondasi cendrung tidak kuat lantaran tidak dilindungi oleh balek. Apalagi banyak di las, kuatir las-lasan tersebut cepat lepas.

Menurutnya, awal pengajuan proposal dimohonkan anggaran Rp400 juta untuk bangunan wantilan. Namun setelah diverifikasi disetujui dari pemerintah pusat Rp350 juta. Namun awal bulan Agustus 2018 lalu baru dicairkan ke rekening tim komunitas sebesar Rp280 juta. Sedangkan sisanya hingga kini belum cair.

Dari perencanaan, bagunan wantilan tersebut seluas sekitar 16 x 7 meter, tidak berdinding, menggunakan tiang dan kap baja namun atap genteng. Pada bagian bawah dipelester atau tanpa keramik. Dikerjakan sejak awal Agustus 2018, namun hingga kini pengerjaannya baru sebatas pondasi dan pasangan tiang baja.

“Saya sudah sampaikan ke tim komunitas agar 19 Februari mendatang harus kelar karena akan ada piodalan di Pura Dalem,” tutupnya.

Sementara itu Ketua Tim Komunitas Pembangunan Wantilan Nusamara I Gede Sudintra yang dikonfirmasi melalui gawainya dalam keadaan tidak aktif. Dihubungi berulang-ulang pun tetap tidak aktif. Namun saat di SMS, dibalas dengan mengatakan dirinya masih gotong royong di merajan dan di wilayahnya sinyal kurang baik. (W9-randi)

Pos terkait