Dalam kesempatan itu Nur Syamsu menyampaikan, atas nama pemerintah dirinya berharap agar Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) menjadi organisasi yang dapat bersinergi dengan pemerintah daerah. “Sehingga dapat meminimalisir potensi terjadinya didalam masyarakat Bumei Tuwah Bepadan yang dikenal sangat heterogen,” tegas mantan Kepala Dinas BPKAD tersebut.
Untuk diketahui Tari Rejang Renteng sendiri merupakan kesenian tari yang berasal dari Nusa Penida, Banjar Saren, Kabupaten Klungkung, Bali. Tari Rejang Renteng memberikan makna agar kepada semua orang yang ada di bumi ini untuk melepas ego pribadi, sehingga setiap orang harus mencapai bagian terbaik dalam hidup dan harus menyelaraskan dengan orang lain dilingkungannya, tanpa ada rasa iri, dengki, dan tanpa saling menjatuhkan.
Workshop Tari Rejang Renteng kali ini akan dilaksanakan mulai tanggal 01 sampai 04 November 2018 dengan diikuti oleh seluruh Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) se Kabupaten Lampung Timur. Acara workshop dibuka dengan ditandai pemukulan gong sebanyak sepuluh kali.
Hadir pula dalam acara Camat Raman Utara, Adnan, Ketua Parisada Hindu Dharma Kabupaten Lampung Timur, I Wayan Sutarja, Kabid Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia Dinas Pariwisata, Yati Nurhayati, dan Kasi Penyuluhan Wisata Dinas Pariwisata, Ketut Suhandrika. (W9-joko)