Penanganan TB dan Inflasi Daerah, Pj. Wali Kota Tegal Ikuti Arahan Kemendagri

Tegal, Warta9.com – Penjabat (Pj) Wali Kota Tegal, Dadang Somantri hadiri arahan Tim Pengendali Inflasi Daerah secara daring yang dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, Senin (10/6) pagi.

Dalam arahan tersebut, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian menyampaikan tekait penanganan Inflasi Daerah dan penanganan Tuberkulosis (TB) yang ada di daerah.

Bacaan Lainnya

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memerintahkan pemerintah daerah (Pemda) untuk membentuk tim penanganan Tuberkulosis (TB), mengingat TB menjadi salah satu persoalan kesehatan serius yang perlu segera ditangani dan TB juga menjadi atensi Presiden RI Joko Widodo.

“Segera membuat tim penanganan TB daerah, itu penting, harus ada dulu kendaraannya, tim penanganan, entah namanya Satgas, tapi saya kira nanti tim-lah,” ujar Tito dalam keterangannya.

Tito mengatakan dirinya bersama Menteri Kesehatan akan membuat surat edaran untuk memandu kepala daerah dalam membentuk tim penanganan TB.

Surat tersebut juga berisi mengenai langkah-langkah teknis yang perlu dilakukan oleh kepala daerah seperti mendeteksi penderita. Surat ini juga menjadi dasar kepala daerah dalam mengalokasikan pembiayaan tim melalui APBD ataupun pos anggaran lain.

“Mungkin bisa nanti sesegera mungkin dari tim Kemenkes dan tim Kemendagri ada Sekjen di sini segera koordinasi dengan Sekjen Beliau (Menkes), untuk membuat surat edaran itu tentang pembentukan tim Satgas,” ujar Tito.

Dalam kesempatan itu turut hadir Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy serta Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Keduanya memaparkan mengenai sebaran pasien TB di Indonesia. Mereka juga menjelaskan berbagai langkah penting yang perlu dilakukan Pemda terutama dalam mendeteksi penderita TB di daerahnya masing-masing.

Sementara itu, Pj Wali Kota Tegal, Dadang Somantri dalam kesempatannya menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Tegal sudah membentuk tim penanggulangan TB pada Januari 2024.

“Tim sudah ada, sudah bergerak, sudah melakukan pencarian pendataan terhadap yang diperkirakan bahkan di rumah sakit obatnya juga sudah ada. Bahkan datanya tadi dilaporkan dalam bentuk prosentase, kita sudah melampui target yang untuk pencarian sudah melalui target yang diperkirakan dari Pemprov sudah 130%, itu juga dibarengi langsung dengan proses pengobatannya,” ujar Dadang.

Dadang menyampaikan bahwa dari data juga menunjukkan bahwa sebagian besar dari pasien yang ditemukan ini ternyata di luar Kota Tegal.

“Tapi sistem sudah mencatat bahwa tidak akan terjadi dobel pencatatan. Dan In sya Allah kita akan terus dan ini akan segera kita laporkan. Dan saya terima kasih karena ada kawan-kawan juga dari masyarakat yang ikut berpartisipasi untuk menemukan dan setelah ditemukan dibawa ke Puskesmas untuk pengobatan yang dicatat di situ,” ujar Dadang.

Terkait dengan inflasi daerah, Dadang Somantri menyampaikan bahwa Kota Tegal pada Mei, inflasinya turun dibandingkan bulan April. Bahkan terjadi deflasi cukup dalam, sekitar 0,44. Sehingga inflasi tahunan sekarang 2,54.

“Tetapi kita tidak boleh terlena, kawan-kawan. Tadi ada Kepala BPS, Kita harus menjaga sampai nanti di bulan Juni ini. Kita harus dijaga betul. Juni tahun lalu, inflasi kita di bulanan itu kecil sekali 0,04, perubahan sedikit saja di bulan Juni ini, itu akan berpengaruh terhadap inflasi tahunan,” ujar Dadang.

Dadang juga menambahkan bahwa ada beberapa yang harus dicermati terkait inflasi di daerah.

“Tadi yang disampaikan dari Pak Mendagri dari badan pangan, harga cabai, tetapi biasanya karena mau masuk di liburan Lebaran (Idul Adha) ini seperti kemarin pada saat Lebaran (Idul Fitri), ada juga pasokan sayur. Karena para petaninya tidak memanen dan tidak menjual akhirnya pasokannya menjadi berkurang. Bukan karena permintaan yang bertambah, tetapi karena pasokan dari para petani yang tidak memanen karena liburan. Nah, ini harus diantisipasi,” ujar Dadang

Dadang Somantri juga mengutarkan melalui Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda, Cucuk Daryanto

bahwa pihaknya sudah berkomunikasi dengan Asisten di Kabupaten Brebes dan di Pemalang sebagai pemasok sayur-sayuran untuk bisa juga segera kerjasama sehingga tidak ada pengurangan pasokan untuk masuk ke Kota Tegal.

“Berikutnya harus diantisipasi adalah seminggu setelah Idul Adha. Ada kemungkinan masyarakat agak bosen mengkonsumsi daging karena bosan daging sapi atau daging kambing mungkin akan beralih  kembali ke ayam. Nah, ini pasokan ayam dan telur tadi sudah diwanti-wanti oleh Kepala BPS untuk diantisipasi betul supaya pasokannya betul-betul ada. Yang pentingnya pasokannya, karena harga itu akan dibentuk dari pasokan keberadaan pasokan. Nah, ini kita sudah minta ke kawan-kawan untuk mengecek pasokannya di mana saja dan dijaga supaya distribusinya masuk ke kita dengan lancar,” pungkas Dadang. (CW-Rosikin)

Pos terkait