Sejak ditinggal sang suami Drs. H. Chairo Saleh, MH,, untuk selama-lamanya menghadap Sang Cholik pada 18 November 2015, silam. Ummi Saternen Dewi seorang diri meneruskan perjuangan suaminya menjalankan Ponpes Yamama yang dihuni anak yatim ini.
Ummi Saternen Dewi dengan sekuat tenaga dibantu para guru terus berjuang untuk mempertahankan Ponpes Yamama yang telah dirintis dan didirikan alm Chairo Saleh tahun 2006. Sesuai dengan namanya, Pondok Pesantren ini selain mengelola lembaga pendidikan formal mulai jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA, juga mengasuh anak-anak Panti Asuhan. Anak-anak yang menempuh dan bermukim di Pondok Yamama pun dari anak-anak yatim dan piatu dari keluarga kurang mampu.
Almarhum Chairo Saleh yang merupakan pengurus PD FKPPI Lampung ini, meningalkan seorang istri dan dua orang putri. Satu putrinya sedang kuliah di salah satu universitas negeri di Jakarta dan satu lagi yang bungsu mendapat beasiswa menempuh pendidikan di Universitas Al Azhar Mesir.
Dengan perjuangan yang berat dan penuh tantangan serta liku-liku, Umi Saternen Dewi sebagai seorang istri harus mengemban amanah yang ditingalkan almahum suami. Ia harus banting tulang membina anak-anak panti, dimana semua anak-anak sekolah di Yamama gratis. Termasuk yang tinggal di ponpes juga gratis.
Bisa dibayangkan, bagaimana Umi Saternen Dewi harus berjuang sekuat tenaga untuk menghidupi anak murid dan santrinya. Sangat berpengaruh dan terasa sejak ditinggalkan suami, karena donatur untuk Ponpes Yamama tidak ada lagi. Tapi, Umi Saternen Dewi sosok wanita tangguh dan pantang menyerah untuk berjuang hidup bersama anak-anak yatim piatu. Walau terasa sangat berat, tapi dengan niat yang tulus ikhlas berjuang untuk pendidikan anak-anak yatim kurang mampu, jalan tetap terbuka.