Bandarlampung, Warta9.com – Petahana dalam pemilihan kepala daerah bukan sosok yang harus dikhawatirkan pesaingnya. Petahana juga bisa tumbang oleh penantangnya yang memiliki strategi mumpuni, tangguh, dan mental petarung. Bahkan, oleh pemula sekalipun.
Seperti di Lampung, sembilan kandidat kepala daerah petahana harus mendulang kekalahan di pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024. Mereka harus bertekuk dari penantangnya dalam versi hitungan cepat.
Salah satunya Ardian Saputra, mantan Wakil Bupati Lampung Utara berpasangan dengan Sofyan. Kandidat bupati dan wakil bupati Lampung Utara ini kalah telak dari Hamartoni- Romli dalam hitung cepat (quick count) Pilkada Lampura.
Data per Kamis, 28 November 2024 pukul 00.05 WIB, tercatat pasangan Hamartoni-Romli memperoleh 199.664 suara atau 60,02%. Sementara pasangan Ardian Saputra mendapatkan 126.982 suara atau 39,98%.
Kemudian petahana Arinal Djunaidi, Gubernur Lampung Periode 2019-2024 tersebut harus menelan pil pahit dengan 17,18 persen suara. Sementara, rivalnya Rahmat Mirzani Djausal dan Jihan Nurlela memperoleh 82,82 persen suara.
Beralih dengan data quick count Rakata calon kepala daerah lainya, sejumlah petahana juga tumbang. Kemudian dua istri petahana juga harus menerima kekalahan hitung cepat pilkada 2024.
Mereka adalah istri petahana Bupati Pesawaran Dendi Ramadona, Nanda Indira Bastian dan istri petahana Bupati Pesisir Barat Agus Istiqlal, Septi Heri Agusnaeni.
Berikut daftar petahana di Lampung tumbang di Pilkada 2024 versi Quick Count Rakata:
- Petahana Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi
- Petahana Bupati Lampung Selatan, Nanang Hermanto
- Petahana Bupati Tulangbawang, Winarti
- Petahana Bupati Lampung Tengah, Musa Ahmad
- Petahana Bupati Lampung Timur, Dawam Rahardjo
- Petahana Walikota Metro, Wahdi Siradjuddin
- Petahana Bupati Tanggamus, Dewi Handajani
- Petahana Wakil Bupati Lampung Utara, Ardian Saputra
- Petahana Wakil Bupati Pringsewu, Fauzi
Meski demikian data tersebut merupakan hasil hitung cepat bukan hasil resmi, untuk hasil resmi pemenang kepala daerah masih harus menunggu data real count dari KPU. (*)