Akhyar Rido, Guru Besar Universitas Teknokrat Termasuk Profesor Termuda

banner 970x250

 

Prof. Akhyar Rido, Ph.D

Bandarlampung, Warta9.com – Dosen Magister Bahasa Inggris Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) Prof. Akhyar Rido, SS., MA., Ph.D, dapat dibilang guru besar muda.

Bacaan Lainnya

Pria kelahiran Tanjungkarang 3 Juli 1982 ini baru berusia 43 tahun. Bila melihat deretan 10 profesor termuda Indonesia, Prof Akhyar Rido masuk di dalamnya. Karena di usia 43 tahun dia dikukuhkan sebagai guru besar dengan kepakaran “Interaksi dan Pedagogi Kelas”, di Gelanggang Mahasiswa Dr. HM. Nasrullah Yusuf, Rabu (22/1/2025).

Dikutip dari beberapa sumber, ada sejumlah profesor muda di Indonesia antara lain;

Prof. Nelson Tansu. Nelson diketahui merupakan profesor di bidang Electrical Engineering di Amerika, tepatnya di Lehigh University. Pada usia 25 tahun, di tahun 2003 resmi menjadi profesor. Meskipun tidak berkiprah di akademik tanah air, pria kelahiran Medan pada tanggal 20 Oktober 1977 ini telah mengharumkan nama bangsa.

Lalu ada Prof. Agus Pulung Sasmito. Agus diketahui mengenyam pendidikan S1 di Universitas Gadjah Mada jurusan Teknik Fisika dan lulus di tahun 2005. Ia resmi menjadi dosen di McGill University dan menjadi profesor di usia baru 32 tahun.

Kemudian, Prof. Dr. Ibnu Sina Chandranegara, SH., MH, sebagai Guru Besar bidang Hukum Tata Negara (HTN) Universitas Muhammadiyah Jakarta resmi dilakukan pada 1 April 2023. Ibnu diketahui meniti karir dosen di tahun 2011 dan tepat setelah 12 tahun karirnya berhasil mencapai puncak jabatan fungsional. Ketika dilantik menjadi profesor, usianya masih 33 tahun.

Lalu Prof Firmanzah, dosen UI (Universitas Indonesia) juga menjadi salah satu profesor termuda di Indonesia. Pria kelahiran 7 Juli 1976 ini resmi menjadi profesor termuda di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) pada usia 34 tahun.

Prof. Andi Dian Permana juga menjadi salah satu profesor termuda di Indonesia yang resmi dilantik di usia 34 tahun. Ia menjadi Guru Besar di bidang ilmu sistem penghantaran obat dermal dan transdermal Universitas Hasanuddin (Unhas).

Berikutnya Prof. Dr. Rully Charitas IP, SSi, M.Pd., diketahui juga menjadi salah satu profesor termuda di Indonesia. Rull berhasil menjadi Guru Besar Bidang Pendidikan Matematika di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, dikukuhkan sebagai guru besar di usia 35 tahun.

Kemudian, Prof. Dr. Edi Surya Negara, S.Kom., M.Kom, juga menjadi profesor muda di usia 35 tahun di Universitas Bina Darma (Bidar) Palembang bidang Ilmu Teknik Informatika.

Selain itu, Prof. Agung Endro Nugroho, M.Si., Ph.D., Apt. Agung diketahui merupakan Guru Besar Fakultas Farmasi UGM dan resmi dilantik di tahun 2012 ketika memasuki usia 36 tahun.

Kemudian, Prof. Dr. drg. Muhammad Harun Achmad. Harun menjadi Guru Besar di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unhas (Universitas Hasanudin) di tahun 2018 ketika memasuki usia 47 tahun.

Profil Akhyar Rido
Akhyar Rido dilahirkan di Tanjungkarang pada tanggal 3 Juli 1982, merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Ayahnya bernama Arham Romli (almarhum), merupakan pensiunan Badan Pertanahan Nasional. Ibunya bernama Suhartati Roni, merupakan pensiunan Guru. Adik-adiknya Bernama Maria Fitri, Rahmawati, dan Muhammad Ridwan Afif.

Rido, Kyai, Dodo, Abi, begitu panggilan masa kecilnya, menghabiskan masa kecil di Bandarlampung dan Metro. Sesekali ia mengunjungi papanya yang sedang tugas belajar di Yogyakarta. Candi Borobudur, Candi Perambanan, dan Kebun Binatang Gembira Loka adalah tempat favoritnya sewaktu kecil. Pada usia 5 tahun, ia mulai bersekolah di TK Arusydah dan usia 6 tahun bersekolah di SDN 6 Penengahan, Kedaton, Bandarlampung.

Rido menghabiskan masa remajanya di Bandarlampung. Ia menamatkan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 2 Bandarlampung dan Sekolah Menengah Atas di SMAN 3 Bandarlampung. Ia suka sekali berkumpul bersama sahabat-sahabat dekatnya.

Pada tahun 2000, setelah menamatkan Sekolah Menengah Atas, ia merantau ke Bandung/Jatinangor untuk menempuh Pendidikan S1 pada program studi Sastra Inggris, Fakultas Sastra, Universitas Padjadjaran. Pada akhir tahun 2004, setelah merampungkan studi S1-nya, ia kembali ke Bandar Lampung. Pada awal 2005, ia memulai karir sebagai dosen pada program studi Sastra Inggris, Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA Teknokrat).

Pada tahun 2007, Rido memperoleh kesempatan untuk melanjutkan studi S2 pada program Kajian Bahasa Inggris di Universiti Kebangsaan Malaysia dengan Beasiswa Yayasan Pendidikan Teknokrat. Ia merampungkan S2 pada tahun 2009. Pada tahun 2012, ia kembali memperoleh kesempatan studi S3 pada program studi dan di universitas yang sama dengan beasiswa Yayasan Pendidikan Teknokrat. Ia merampungkan S3 pada tahun 2016. Segera setelah merampungkan studi, ia kembali aktif di kampus.

Rido sangat suka mengajar dan berkumpul dengan mahasiswanya di kampus. Ia biasa mengampu mata kuliah seperti Seminar on Linguistics, Linguistics Research Methodology, Discourse Studies, Academic Writing, Essay Writing, Academic Presentation, Scientific Presentation, Current Issues in English Language Studies, dan lain-lain.

Rido berkesempatan menjadi dosen tamu di Mahidol University Thailand, Universiti Teknologi Malaysia, dan Universiti Malaysia Pahang Al-Sultan Abdullah. Ia juga pernah menjadi peneliti tamu di Pusat Riset Pendidikan Badan Riset dan Inovasi Nasional, Jakarta dan berkesempatan menjadi plenary/invited speaker pada sejumlah konferensi, seminar, dan bimbingan teknis. Rido juga selalu menyempatkan untuk melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di sekolah-sekolah bersama rekan dosen dan mahasiswanya.

Sebagai seorang dosen, Rido selalu berusaha untuk aktif meneliti dan menulis. Ia telah menerbitkan lebih dari 50 artikel ilmiah, 16 di antaranya terindeks Scopus dan 6 terindeks Web of Science. Ia juga telah menerbitkan 7 buah buku/book chapters. Penelitian dan publikasi ini sangat berpengaruh dalam meningkatkan karir akademiknya.

Sejak berkarir sebagai dosen, karir akademiknya meningkat secara perlahan. Pada 1 November 2006 ia memperoleh jabatan fungsional Asisten Ahli dan pada 1 Agustus 2017 meningkat menjadi Lektor. Selanjutnya, pada 1 Maret 2020 ia memperoleh jabatan fungsional Lektor Kepala. Akhirnya, pada 1 Desember 2024 ia memperoleh jabatan fungsional Guru Besar/Professor. (W9-jm)

 

 

 

 

banner 970x250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.