Dibantai Persebaya di Kandang, Badak Lampung “Nyak Mak Dapok Cawo Lagei”

Wartawan senior olahraga Lampung Donpeci sedang berada di tribun utama Stadion Way Halim. (foto : ist)

Bandarlampung, Warta9.com – Betapa kecewanya masyarakat Lampung yang datang ke stadion Sumpah Pemuda Way Halim Bandarlampung. Berharap mendapat suguhan permainan tim yang didukungnya, Badak Lampung FC dan bisa kembali meraih kemenangan dari tamunya Persebaya, Surabaya.

Namun, apa hendak dikata, kekalahan telak yang sangat menyesakkan membuktikan betapa tim ini memang angin-anginan. Yang menyebabkan ketidak pastian yang selalu bergelayut di nasib tim besutan Milan Petrovic, atau saya lebih suka menjulukinya Abah Petruk.

Mungkin teman-teman wartawan olahraga di Lampung, termasuk wartawan olahraga senior Edy Purwanto yang sering disapa Donpeci ini, sampai susah memilih kata-kata atau judul setiap pulang dari meliput pertandingan Badak Lampung di Way Halim.

“Yakin lah ini merupakan kondisi yang tidak lazim untuk tim Liga 1, yang di kandang selalu kalah bahkan untuk draw saja sulit. “Badak Lampung, Nyak Mak Dapok Cawo Lagei, …”, begitu kira-kira ungkapan yang paling pantas dari penonton untuk Badak Lampung.

Sepakbola adalah dunia mereka, karir mereka dan sumber nafkah mereka untuk keluarga. Tetapi jika cara mainnya seperti ini, bagaimana nanti jadinya. Kita semua melihat bagaimana Milan Petrovic di pinggir lapangan sangat sibuk memberikan instruksi, namun hasilnya sama saja, negatif.

Tak perlu dibela habis-habisan lah, meskipun kita tetap mendukung keberadaan Badak Lampung di sini. Akan tetapi semua ini harus dilakukan dengan segala penderitaan dan kesedihan. “Sudah pernah saya katakan bahwa sebagian besar pemain di Badak Lampung masih se level Liga 2 atau bahkan liga 3. Cara bermain mereka sangat terlihat, dari kontrol, passing dan driblingnya. Hanya beberapa yang mencerminkan kualitas pemain liga 1. Lalu bagaimana bisa bertahan seperti ini,” ujar Donpeci.

Bermain Serba Tanggung
Melihat pertandingan Selasa malam (20/8)2019), Badak Lampung FC versus Persebaya, tak ada yang istimewa memang. Karena Persebaya, apapun kondisi tim ini adalah tim tua yang dihuni pemain berpengalaman.

Meski tidak didampingi seorang pelatih, tetapi para pemain Persebaya sudah punya visi main yang jelas, punya kemampuan membaca permainan lawan dengan baik. Persebaya seperti mengajari para pemain Badak Lampung FC untuk melakukan passing dan kontrol dengan baik dan benar. Berulangkali arek-arek Surabaya yang turun full team, melakukan permainan bola daerah yang indah, dan menyulitkan anak-anak Lampung.

Kemampuan untuk mengelabuhi lawan dalam bertahan ditunjukkan oleh pasukan Bejo Sugiantoro, sehingga membuat pemain-pemain jangkar Badak Lampung FC sekelas Vidal dan Torres malah dibuat frustasi sendiri.

Vidal sangat sulit mengalirkan bola ke kawan-kawannya, karena bola yang diumpankan 70 persen gagal berlanjut. Dan masuknya Torres juga nyaris tidak bernyawa, karena Torres seperti terisolir sendiri di barisan depan, tanpa aliran bola yang memanjakannya. Vidal bermain serba tanggung jadinya. Umpan-umpan terpotong, kawan terlambat antisipasi dan tak ada serangan menggigit sepanjang pertandingan.

Tiga Gol Mudah
Hanya beberapa yang mampu membuat hati berdebar, satu melesak ke gawang yang dibuat Zainul Haq menit 26 setelah menerima assist Vidal. Gol ini dicetak lewat sundulan kepala.

Sementara Persebaya mencetak 3 gol lewat Irfan Jaya menit 11, memanfaatkan bola muntah dari tangkapan Daryono yang mencegat umpan dari Jalilov. Namun dua pemain belakang Badak Lampung jadi “penonton” tak bereaksi, ketika Irfan Jaya dengan setengah salto mendrive bola ke gawang mereka.

Gol kedua Persebaya menit 17, Irfan kembali menerima sodoran bola matang di dalam kotak penalti Badak Lampung. Dengan tenang, pemain bertubuh pendek ini memplacing bola ke tiang jauh, dan sempat menerpa tiang sebelum masuk ke gawang. Persebaya membuat harapan Badak Lampung runtuh, dengan gol ketiganya saat pemain berbakat asal Papua, Oswaldo Hay dengan tenang menyundul bola masuk ke gawang Daryono menit 44.

Tiga gol yang dicetak Persebaya tampaknya mudah, karena rapuhnya pemain belakang Badak Lampung FC yang hadir tanpa Yamashita. Ini sebuah proses bermain yang amat buruk bagi sebuah tim Liga 1 yang didukung fasilitas baik. Tidak nampak semangat juang tinggi di dada setiap pemain. Sepanjang pertandingan, hampir membiarkan para pemain Persebaya bermain suka-suka tanpa pressing yang ketat.

Sementara instruksi Bejo kepada pemainnya tidak memberikan kesempatan leluasa kepada para pemain Badak Lampung menguasai bola. Begitu anak Lampung pegang bola, satu atau dua pemain Bajul Ijo melakukan intimidasi dengan pressing ketat. Ini bedanya. Memang kita semua sudah tidak dapat bicara lagi, dan harus ngomong apa lagi, mak dapok cawo lagei. Melihat kondisi seperti ini.

Masih berharap untuk bertahap itu pasti. Dan jangan salahkan masyarakat Lampung kalau tidak ramai-ramai mendukung. Karena seharusnya memang ada imbal balik, masyarakat mendukung, tim juga memberikan prestasi baik.

Ini sudah pekan ke-16 untuk paruh musim, tinggal 2 pertandingan sisa diparuh waktu kompetisi pertama ini, yakni melawan Persib Bandung dan melawan Persela Lamongan sebagai pertandingan tunda.
Setelah itu harus berjibaku diparuh kedua, usai istirahat nanti.

Masihkah berharap ada kemenangan di PKOR Way Halim? Tentu masih.
Tapi bagaimana caranya? Ya tanya dong sama para pemain Badak Lampung FC. (W9-donpecci)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.