Bakso Sony Icon Kuliner Bandarlampung yang Dibuat Tidak Nyaman oleh Pemerintah Kota

Spanduk rencana penutupan Bakso Sony di Bandarlampung dipasang di sejumlah outlet Bakso Sony. (foto : ist)

Bandarlampung, Warta9.com – Dalam beberapa hari ini, berita penyegelan dan pengumuman rencana manajemen Bakso Son Haji Sony (Bakso Sony) menutup usahanya di Bandarlampung mewarnai pemberitaan di media massa di Lampung.

“Kami dari manajemen Bakso Son Haji Sony ingin memberitahukan bahwa Bakso Son Haji Sony akan memfokuskan pengembangan usaha di luar Kota Bandarlampung dan outlet yang ada di Bandarlampung mungkin akan segera ditutup dan dipindah alihkan keluar kota. Terimakasih atas dukungan dan kepercayaan pelanggan selama 40 tahun terakhir. Hormat kami, seluruh pegawai dan pengurus Bakso Son Haji Sony”.

Pengumuman yang disampaikan mulai 3 Juli 2021, melalui spanduk yang dipasang di outlat-outlet Bakso Sony membuat rame pemberitaan media di Lampung. Pemkot Bandarlampung sendiri, melalui Plt. Sekda Kota Tole Daelami belum tahu banyak soal rencana hengkangnya Bakso Sony dari Bandarlampung.

Pemkot Bandarlampung kata Tole Daelami, tetap pada pendiriannya menggunakan tapping box (perekam pendapatan) dari Pemkot.

Sementara itu, Kepala Inspektorat Pemkot Bandarlampung M. Umar mengatakan, manajemen Bakso Sony masih hendak menggunakan alat pencatat pendapatan yang mereka miliki.

Padahal, kata Umar, aturannya tidak boleh ada alat perekam pendapatan lain selain yang disediakan Pemkot Bandarlampung.
Menurut Umar, Pemkot dan manajemen Bakso Sony mencoba mencari jalan keluar polemik ini. Namun hingga kini belum ada titik temu.
Di Bandarlampung, Bakso Son Haji Sony memiliki 18 gerai dan sebanyak enam gerai disegel karena dinilai tak maksimal membayar pajak.

Atas tindakan Pemkot Bandarlampung yang menyegel Bakso Sony dan membuat tidak nyaman pelaku usaha kuliner, mendapat mendapat tanggapan dari berbagai pihak. Banyak warga Bandarlampung menyayangkan sikap Pemkot Bandarlampung yang arogan. Mengandalkan pajak dari rakyat untuk membayar hutang-hutang nya.

Sementara PHRI Lampung menyayangkan sikap Pemkot. Bahso Sony kata PHRI, telah menjadi icon kuliner Kota Bandarlampung. Tapi anehnya, justru pemerintah yang membuat pengusaha tidak nyaman. (W9-jm)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.