Penggunaan Teknologi Penting Dalam Pendidikan Matematika

Bandarlampung, Warta9.com
Teknologi memiliki peran yang sangat penting dalam hampir setiap aspek kehidupan, baik dalam keseharian maupun dalam dunia pendidikan. Termasuk dalam bidang pendidikan Matematika, keberadaan teknologi sangat membantu.

Demikian dikatakan pakar Matematika Al Universitas Pendidikan Indonesia Bandung Al Jupri, Ph.D, dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, di Aula Fakultas Syariah, Sabtu (5/5/2018).

Ada tiga peran utama teknologi dalam pembelajaran matematika, khususnya dalam konteks pembelajaran matematika yang menggunakan pendekatan matematika realistik.

Pendekatan matematika realistik dikenal dengan nama Realistic Mathematics Education (RME) berasal dari negeri Belanda. Artinya, sebuah teori pembelajaran yang khusus dikembangkan untuk pembelajaran matematika. Tiga peran teknologi tersebut meliputi peran sebagai alat untuk mengerjakan matematika, alat untuk melatih keterampilan bermatematika, dan alat untuk membantu mengembangkan pemahaman konsep matematis.

Pertama, tiga peran atau fungsi teknologi dalam pembelajaran dapat dijadikan landasan teoretis dalam implementasi pembelajaran matematika dengan pendekatan matematika realistik. Peran sebagai alat menyelesaikan perhitungan matematika dapat digunakan untuk membantu siswa dalam mengefisienkan proses perhitungan, sehingga siswa lebih fokus kepada kegiatan pemecahan masalah.

Peran sebagai alat untuk pengembangan konsep membantu siswa mempermudah proses eksplorasi/penyelidikan suatu konsep secara efisien, serta mempermudah pemahaman konsep secara bermakna.

Sedangkan peran sebagai alat untuk melatih keterampilan membantu siswa mengasah keterampilan prosedural sebagai salah satu kecakapan matematis yang perlu dikuasai siswa.

Kedua, teknologi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran matematika bisa berupa software yang relatif mudah didapat seperti Microsoft Excel dan GeoGebra. Dengan memanfaatkan teknologi yang sudah luas dikenal semacam ini, siswa diharapkan dapat lebih cepat beradaptasi untuk menggunakannya dalam proses pemecahan masalah matematika.

Ketiga, permasalahan realistik seperti terurai melalui contoh permasalahan Teorema Viviani tidak mesti berupa permasalahan kontekstual sehari-hari. Permasalahan realistik dapat pula berupa permasalahan matematis formal selama permasalahan tersebut bermakna dan dapat dibayangkan siswa. Hal ini tampaknya dapat dijadikan teladan bagaimana permasalahan-permasalahan realistik dapat dikembangkan dalam konteks permasalahan matematis formal.

Keempat, dua prinsip matematisasi dalam teori RME, yaitu matematisasi horizontal dan vertikal. Ini dapat digunakan untuk menganalisis proses berpikir matematis siswa: dari proses mengubah permasalahan realistik ke dalam model matematis, hingga proses memanipulasi model matematis dalam dunia simbolik-matematis yang lebih abstrak.

Kelima, melalui contoh-contoh yang telah diuraikan, dapat dilihat bahwa gagasan pembelajaran matematika dengan pendekatan matematika realistik tidak mesti hanya untuk jenjang sekolah dasar, melainkan cocok pula untuk jenjang sekolah menengah pertama dan atas dalam konteks Indonesia.

Penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran termasuk matematika tampak memberi pencerahan dan inspirasi strategi bagaimana pendekatan matematika realistik ini diterapkan di jenjang pendidikan menengah. (W9-jam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.