Ramadhan Menebar Senyum dan Kasih Sayang*

Ustad Suratno

Warta9.com – Hidup yang diberikan oleh Allah berupa senyum, nikmat bahagia. Maka salah satu prinsip yang selalu saya pakai adalah sambut hari esok dengan senyum dan ceria. Ini prinsip yang saya pakai selalu menjadi penyemangat dan penopang dalam kehidupan saya.

Berbicara tentang masalah senyum hidup kita ini yang dicari bagaimana kita ini bukan hanya dunia. Kalau dunia sementara, akhirat selama-lamanya. Maka jangan terlalu berat memikirkan dunia banyak orang tidak bisa senyum karena bebannya yang begitu berat terhadap dunia menghadapi dunia ini. Padahal yang namanya rezeki tidak tertukar dan sudah tertakar, jadi enggak perlu khawatir siapapun diri kita punya beban beratnya masing-masing siapapun diri kita punya rasanya masing-masing siapapun dari kita punya rezekinya masing-masing jadi enggak usah khawatir yang sedang mencari rizki. Rasanya berat dikejar pagi siang sore malam semua sudah tertulis di lauhul Mahfudz.

Akan kita kejar juga kalau bukan rezeki kita akan dan walaupun kita tidak meminta bagaimanapun kalau sudah menjadi rezeki kita maka itu akan datang menghampiri. Kenapa, karena rezeki kita tahu di mana kita berada tapi kita tidak tahu inilah yang kita disuruh menjemput bukan mencari. Menjemput saja dengan cara yang lain cara bekerja dengan cara berdagang dengan cara apapun. Ini cara untuk jemput tapi hakekatnya Allah sudah ciptakan rizki itu semuanya tepat sasaran tidak tertukar kambing sama sapi makan bareng tidak tertukar walaupun rumput yang dimakan sama. Ayam, burung apalagi entok makan bareng tidak tertukar.

Jadi, enggak usah risau kita ini dengan yang namanya rezeki. Allah turunkan hujan di hadapan kita hujannya sama tanahnya sama buah yang ditanam juga sama ada buah apa jeruk, ketika ditanya sama hasilnya tentu beda ada yang matang duluan ada yang matang akhiran ada yang asem sekali ada yang manis itu tidak tertukar pohon jambu dengan posisi tumbuhnya sama batangnya sama ada yang sudah menguning memerah ada yang masih hijau masih kecil.

Yang namanya Rizki sudah diatur sama Allah. Rizky seorang kakak dengan adik dengan adiknya lagi sudah diatur. Jadi, jangan pernah risau dengan rezekinya Allah. Yang harus kita lakukan senyum, kenapa senyum dihadapan saudaramu itu merupakan sedekah. Kalau kita enggak senyum bagaimana kita bisa merasakan rasanya surga sementara ahli surga itu di dalamnya penuh dengan kebahagiaan tidak ada cemberut- cemberut, enggak ada kata-kata kasar.

Maka kalau pingin merasakan rasanya surga salah satunya adalah bagaimana kita menikmati daripada senyum kita. Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah karena banyak senyum banyak-banyak. Dalam artian apa, untuk menikmati rasa surga.

Kita paham di surat Al Waqiah disampaikan penghuni surga di dalamnya penuh dengan salam penuh dengan keceriaan, kebahagiaan. Maka coba tengok nanti Ramadhan yang sedang kita hadapi dan hari-hari berikutnya atau hari sebelumnya ini akan terasa nikmat kalau kita bisa menghadapinya dengan senyum dan ceria. Terasa lapar, semua orang lapar haus yang sedang puasa. Tapi, kalau kita tersenyum bahagia tidak tampak gelisah. (*H. Suratno, SPdI, MH, Komisi Dakwah MUI Lampung)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.