Rektor Universitas Teknokrat Sangat Peduli Pelestarian Budaya Lampung, Tiap Acara Selalu Menampilkan Tari

Bandarlampung, Warta9.com – Tak seperti layaknya kegiatan wisuda di kampus perguruan tinggi lain yang cenderung seremonial. Pelaksanaan wisuda di Universitas Teknokrat Indonesia yang digelar dua hari, Selasa dan Rabu (17-18/12/2019), di Gelanggang Mahasiswa Dr. HM. Nasrullah Yusuf kampus setempat, sangat berbeda.

Penampilan tari kolosan dan tari Lampung serta paduan suara, menjadi daya tarik sendiri. Sehingga para undangan, wisudawan/i serta orang tua wisudawan bisa menikmati hiburan yang kental nilai budaya.

Rektor Universitas Teknokrat Indonesia Dr. HM. Nasrullah Yusuf, SE, MBA dan Ketua Yayasan Pendidikan Teknokrat Dr. H. Mahathir Muhammad, SE, MM, menaruh perhatian besar terhadap adat dan budaya Lampung. Sehingga hampir di setiap acara resmi di Universitas Teknokrat Indonesia selalu ditampilkan tari Lampung.

Seperti tari kolosal “Legenda Ratu Ali” dan Tari Kiamat yang dibawakan oleh UKM Tari Teknokrat, membuat undangan yang hadir terkesima. Seperti Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Lampung Ir. Fahrizal Darminto, MA, Ketua L2 Dikti Wilayah II Prof. Dr. H. Slamet Widodo, MS MM, kagum dengan tarian yang ditampilkan UKM Tari Teknokrat.

Ketua L2Dikti Wilayah II Prof Dr. Slamet Widodo pun mengapresiasi penampilan UKM Tari. Dia minta agar tari UKM Teknokrat bisa tampil dalam rapat koordinasi pimpinan dan rektor perguruan tinggi di Kopertis Wilayah II. “Tarian mahasiswa sangat serasi dengan musiknya,” puji Prof. Slamet.

Menurut pendamping Tim Tari Ade Dwi Putra, karya tari ini terinspirasi dari keluhuran dan keagungan tari kiamat. Tari kiamat sendiri merupakan tarian yang hanya ditarikan selama 30 tahun sekali di dalam keluarga keratuan darah putih.

Dalam garapan tarian ini mencoba merepresentasikan nilai-nilai keagungan, keterbukaan dan keramahan masyarakat Lampung dalam menjalankan kehidupan yang berlandaskan falsafah piil pesenggiri.

Bertindak sebagai penata tari : Sandika Ali, M.Pd, penata musik : Rudi Dharmawan Penata rias dan Busana : Uyung Tomy.

Sedangkan karya tari kolosal lanjut Ade, terinspirasi dari teknik arsitektur gedung gelanggang Dr. HM. Nasrullah Yusuf, yaitu menggunakan perpaduan arsitektur Lampung dan Eropa. Dimana dikaitkan dengan legenda Ratu Ali, yang sangat melegenda pada masyarakat Lampung di Kotaagung Tanggamus. Dimana Ratu Ali merupakan sosok yang sangat agamis dan mampu mengusir penjajah.

Penjajah dalam garapan tarian ini divisualisasikan kedalam bentuk naga, dari peristiwa ratu Ali menyisakan sebuah bangunan yang sangat terkenal yaitu gedung agung yang bangunannya merupakan bangunan dengan gaya Lampung dan Eropa.

Masih kata Ade, tarian ini dikemas tanpa meninggalkan unsur yang terkandung di dalamnya. Selaku penata tari : Ashari, S.Pd dan Wahyudi, S.Pd. Penata musik : Rudi Dharmawan, penata rias dan busana : Uyung Tomy. (W9-jam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.