Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa IoT Ramah Lingkungan Karya Mahasiswa Universitas Teknokrat

Mahasiswa FTIK Universitas Teknokrat sedang menjelaskan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa IoT Ramah Lingkungan kepada siswa. (foto : ist)

Bandarlampung, Warta9.com -Mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) Kampus Hijau Sang Juara, tak henti-hentinya berinovasi dan berkarya. Inovasi dan karyanya kali ini yakni Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa Internet of Things (IoT) Ramah Lingkungan.

Mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia dibimbing oleh dosen yang berkompeten dalam bidang ketenagalistrikan. Ini salah satu inovasi dan karya mahasiswa yang mendukung salah satu program Universitas Teknokrat Indonesia yakni Kampus Hijau dan Universitas Teknokrat Indonesia telah mendapatkan sertifikat UI-Greenmetric sebagai Kampus Hijau Terbaik Sumatera.

Karya Mahasiswa Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBM) berbasis IoT merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan briket sebagai bahan bakarnya. Karya Inovasi ini dibimbing oleh Novia Utami Putri, MT dan Jaka Persada Sembiring, M.Cs.

Jaka Persada menjelaskan, pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBM) merupakan salah satu energi terbarukan dengan memanfaatkan bahan bakar yang ramah lingkungan
PLTBM dibuat untuk memanfaatkan energi yang bisa diperbaharui karena pemanfaatan di pembangkit saat ini masih menggunakan energi fosil. Oleh karena itu, matakuliah Sistem Energi Baru Terbarukan (SEBT) mencari solusi agar dapat lebih bijak menggunakan energi terbarukan yang ada di sekitar kita.

Prinsip kerja Pembangkit listrik biomassa pada dasarnya seperti pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Perbedaan pada dua pembangkit listrik ini adalah bahan bakarnya. Pada pembangkit PLTU menggunakan bahan bakar fosil yaitu batu bara, dan batu bara sebagai bahan bakar pada PLTU tersebut akan habis di masa yang akan datang.

Novia Utami menambahkan, bahan bakar biomassa menggunakan briket yang bisa dimanfaatkan kembali dan tidak akan habis. Briket merupakan limbah kayu yang dibakar kemudian dipadatkan. Cara kerjanya adalah briket dibakar untuk memanaskan air di dalam boiler kemudian setelah mendidih akan mengeluarkan uap. Uap akan keluar melalui selang katup untuk memutar turbin yang terkopel dengan generator sehingga menghasilkan energi listrik. Hasil abu briket dapat dipergunakan sebagai pupuk kompos tanaman.

Lebih lanjut Novia alam pembuatan PLTBM memerlukan beberapa komponen, komponen yang diperlukan yakni bahan tidak terpakai seperti kaleng pewangi ruangan sebagai boiler, kaleng pembasmi nyamuk sebagai menyimpan bahan bakar briket, dynamo DVD Player sebagai kipas, kaset DVD dan stik es krim sebagai turbinnya dan dynamo DC printer sebagai generatornya, semua tersebut mudah didapatkan.

Sedangkan teknologi yang digunakan PLTBM adalah Internet of Things dengan menggunakan aplikasi telegram pada smart phone. Internet of Things (IoT) adalah teknologi yang memanfaatkan jaringan internet.

Teknologi IoT berfungsi untuk monitoring kipas, lampu, dan pompa air. Pada kipas berfungsi untuk menjaga kestabilan suhu pada saat briket dibakar. Pompa air difungsikan sebagai penampung sisa air dari turbin untuk dikembalikan ke boiler, sedangkan lampu merupakan objek yang dihidupkan pembangkit listrik tenaga biomassa.

“Hasil karya mahasiswa ini di program studi S1 Teknik Elektro memiliki program berbasis project, jadi mahasiswa di ujian akhir akan menghasilkan suatu produk yang nanti nya bisa berguna bagi masyarakat dan bisa dijadikan untuk bahan skripsinya,” jelas Novia.

Adapun tim mahasiswa S1 Teknik Elektro dalam Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa yakni Laurensius Kevin, Fatul Kholik. M, Hendri Saputra, Hengki, Galang Ramadhan, Nanda Dana Pala.

Ketua Program Studi S1 Teknik Elektro Qadli Qadhli Jafar Adrian, Bmm, MIT. menyampaikan Inovasi tersebut telah diuji oleh praktisi. Dengan mengundang praktisi, agar mahasiswa mendapatkan wawasan yang lebih luas lagi dari kacamata industri dan menerima masukan dari praktisi industri untuk lebih menjual hasil produknya dan dapat meningkatkan kualitas alatnya.

Inovasi dan karya mahasiswa Program Studi S1 Teknik Elektro Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa Internet of Things Ramah Lingkungan telah di uji oleh praktisi yakni Dwi Agus Riyanto,.ST, MT, sebagai Direktur Utama PT. Fansa Kencana Indotama. Dwi Agus sampaikan bahwa karya inovasi mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia di bidang energi terbarukan sangat inovatif, kedepannya agar ide-ide tersebut dapat di manfaatkan di masyarakat.

Wakil Rektor Universitas Teknokrat Indonesia Dr. H. Mahathir Muhammad, SE, MM, menyampaikan hasil karya mahasiswa program studi S1 Teknik Elektro memiliki program berbasis project ini sangat didukung oleh Universitas Teknokrat Indonesia yang menghasilkan karya inovasi yang ramah lingkungan dan bermanfaat bagi masyarakat. (W9-jam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.