Anggota DPD RI Kaget Anggaran Pembinaan PABSI 6 Bulan Gak Cair

Anggota DPD RI Bustami Zainuddin saat meninjau padepokan Gajah Lampung di Pringsewu. (foto : ist)

Pringsewu, Warta9.com – Wakil Ketua Komite ll Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Dr. H. Bustami Zainudin, SPd, MH, melakukan kunjungan ke Padepokan Gajah Lampung di Pringsewu, pada Selasa (22/2/2022).

Dalam kunjungan ini Bustami melakukan pembicaraan seputar prestasi dan program kerja Padepokan Gajah Lampung yang dipimpin Imron Rosadi dan dihuni puluhan atlet Angkat Besi dan Angkat Berat mulai dari yang berprestasi dunia, nasional hingga para pemula.

Bustami mengatakan, dari beberapa obrolannya dengan Imron Rosadi “Gajah Lampung” mendapatkan kenyataan yang memprihatinkan. Bahwa dana pembinaan Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABSI) sudah enam bulan tidak cair tahun 2021. “Saya terkejut campur heran saja. Kenapa bisa sampai seperti ini,” kata Bustami.

Anggota DPD dari Lampung ini mengatakan, bahwa Cabang Angkat Besi dan Angkat Berat merupakan cabang unggulan dari Provinsi Lampung di setiap perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) dari tahun ke tahun. “Saya kaget saja kenapa uang pembinaan untuk PABSI bisa tidak turun sampai 6 bulan dan dengan alasan apa ya. Tetapi ini tentu merupakan kemunduran manajemen KONI Lampung. Karena indikasinya bahwa kepentingan atlet Lampung sampai terabaikan. Seharusnya KONI memberikan perlindungan dan mengusahakan bagaimana pembinaan atlet termasuk dana bantuannya secara rutin untuk menjaga kondisi setiap cabang olahraga stabil,” tambah salah satu Dewan Penasehat KONI Provinsi Lampung ini.

KONI Harus Tetap Berjalan
Bicara soal bonus atlet yang belum dibagikan, lebih lanjut mantan Bupati Way Kanan ini juga menegaskan, bahwa dengan apapun masalahnya, maka organisasi KONI Lampung tidak boleh mandeg dan mengurus apapun kewajibannya kepada atlet. “KONI ini adalah organisasi, harus tetap berjalan meski sedang ada masalah yang sedang mendera saat ini. Apalagi soal bonus atlet. Ini urusannya kan berbeda. Satu urusan Hukum untuk kinerja tahun 2020, sementara untuk Bonus Atlet kan untuk anggaran 2022. Ada apa, alasan apa lagi?” tambah Bustami.

Meski tidak mempunyai kekuatan yang mengikat, dia berjanji akan segera melakukan pembicaraan dengan para Dewan Penasehat KONI Provinsi Lampung untuk menyelesaikan ini kepada pengurus harian.
“Yang saya dengar ini uangnya sudah ada, dan tinggal dikucurkan saja. Kenapa mesti ditunda-tunda. Atlet sudah menunggu sejak selesai PON, bareng anggarannya sudah diturunkan dari Gubernur, seharusnya segera diselesaikan dong,” ujarnya.

Lebih keras Bustami menegaskan bahwa KONI itu melayani atlet, bukan sebaliknya. Maka dia berharap pengurus agar tidak menghambat urusan organisasi. “Kita mengurusi kepentingan banyak atlet berprestasi. Jangan tutup mata dan telinga. Sebentar lagi ada Porprov, ada Porwil, Pra PON dan seterusnya. Maka dari itu KONI tidak boleh berhenti seperti ini. Harus segera diselesaikan satu persatu masalahnya,” tambahnya. (W9-man)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.