Empat Ciri Orang yang Celaka dan Bahagia, oleh : Dr. KH. Rosidi, MA

Warta9.com – Ada empat ciri orang yang akan sengsara di dunia dan di akhirat. Pertama adalah, orang yang dalam hal kebaikan selalu mengingat ingat padahal belum tentu kebaikan yang dilakukan itu diterima di sisi Allah SWT.

Kemudian yang kedua, orang yang celaka itu adalah orang yang mudah melupakan dosa atau kesalahan yang dilakuka. Padahal dosa maksiat yang dilakukan itu disimpan di sisi Allah SWT.

Kemudian ciri yang ketiga, orang yang akan mendapatkan kesusahan adalah orang yang dalam masalah dunia dia melihat kepada orang yang lebih tinggi. Maka orang yang seperti ini tidak akan ada kesyukuran tidak ada rasa terima kasih atas apa yang dicapai hari ini sehingga yang terjadi adalah perasaan kurang, kurang dan kurang. Karena melihat bahwa kebahagiaan itu ada di tangan orang lain, melihat kebahagiaan itu ada pada pundak dan kepala orang lain.

Kemudian yang keempat, alamat dari orang yang celaka itu adalah di dalam masalah agama dia melihat kepada orang yang ada di bawahnya. Sehingga ada perasaan bahwa apa yang dilakukan dengan melakukan sedikit ibadah melakukan kebaikan misalnya melakukan Shalat melakukan Shalat jamaah melakukan infak itu sudah dianggap sebagai sesuatu prestasi. Padahal tidak sebanding dengan apa yang telah diberikan oleh Allah SWT atas berbagai nikmat yang diberikan kepadanya.

Kemudian alamat orang yang bahagia itu adalah, orang yang dalam melakukan kebaikan dia tidak pernah mengingat. Begitu dia melakukan kebaikan-kebaikan menolong orang membantu fakir miskin menyantuni anak-anak yatim tidak pernah diingat-ingat. Sehingga itulah kemudian timbul keikhlasan yang sesungguhnya dan itu yang disukai oleh Allah SWT.

Kemudian yang kedua, dalam hal dosa dia selalu mengingat-ingat dia selalu ingat atas dosa dan kesalahan atas maksiat yang dilakukan, sehingga timbul penyesalan dan kemudian bertobat kepada Allah SWT dan tobatnya orang yang senantiasa bersalah itu yang dicintai oleh Allah.
Orang yang melakukan kesalahan dan senantiasa ingat dan bertaubat kepada Allah SWT.

Kemudian yang ketiga, orang yang bahagia itu adalah orang yang dalam urusan agama dia melihat kepada orang yang lebih tinggi yang lebih baik dari padanya. Ketika misalnya melihat ada anak kecil yang rajin berjamaah di Masjid. maka tergerak hatinya ya Allah anak kecil aja rajin berjamaah sementara saya sudah tua bangka sudah usia diatas 60 tahun masih malas untuk pergi ke masjid. Itu adalah orang yang sadar dengan kekurangan dan kelemahannya.

Kemudian yang keempat adalah, orang yang bahagia itu alamatnya dalam urusan dunia dia melihat kepada orang yang ada di bawahnya, sehingga timbul kesyukuran. Alhamdulillah saya masih punya motor, Alhamdulillah saya masih punya penghasilan meskipun tidak terlalu besar. Orang yang bersyukur dengan apa yang dimiliki hari ini itu akan mendatangkan kebaikan dan mendatangkan rahmat dan ridho dari Allah SWT dan insya Allah. Dan insya Allah, Allah akan menambah nikmat karena dia menjadi orang yang bersyukur.

Demikian para pemirsa yang dimulyakan oleh Allah SWT. Mari kita usaha untuk menjadi orang-orang yang senantiasa bersyukur atas nikmat Allah sehingga kita menjadi hamba-hamba yang Allah ridhoi kepada kita dan kita pun ridho kepada pemberian Allah SWT. (W9-*Ketua Komisi Dakwah MUI Lampung)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.