Aktivis PMII Ajak Membumikan Pancasila di Kalangan Milenial

Aris Tama, Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Wasekjend PB PMII Bidang Sosial dan Kesejahteraan. (dok/ist)

Jakarta – Aris Tama, Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Wasekjend PB PMII Bidang Sosial dan Kesejahteraan mengajak kembali memaknai nilai nilai kaum milenial dan pemuda.

Aris mengakatakan kemarin tepat 1 Juni hari peringatan pancasila, menjadi refleksi kembali nilai-nilai Pancasila untuk berdiri kokoh dalam menghadapi berbagai persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia.

“Jadi tugas kita sekarang adalah benar-benar harus membumikan nilai-nilai Pancasila untuk berdiri kokoh dalam menghadapi berbagai persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia,” katanya di hadapan media, Jumat (3/6/2022).

Selain itu, peringatan Hari Lahir Pancasila untuk mengenang para tokoh misalnya jasa Soekarno (Presiden RI pertama) sebagai pencetus Pancasila yang berawal dari Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang berlangsung dari tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945.

Menurutnya, Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi Indonesia berperan sebagai dasar kehidupan serta pedoman hidup bersama bagi seluruh bangsa Indonesia dan pancasila final idiologi bangsa indonesia selain para tokoh pada waktu itu para ulama ulama berperan penting merumuskan pancasila.

Sebab, Pancasila merupakan perwujudan cita-cita luhur serta tujuan utama bangsa Indonesia yang yang ada nilai religius budaya di indonesia dan bermacam suku agama ungkap aris tidak sembarangan membingkai pancasila.

Bagi seluruh masyarakat Indonesia, memaknai Pancasila memiliki arti penting yang sangat luas dalam sendi-sendi kehidupan keseharian dan penting.

Saat mendirikan negri ini,para pendiri bangsa menetapkan pancasila sebagai dasar bagi masyarakat untuk bangsa dan negara dalam bingkai negera, kesatuan Republik indonesia (NKRI).

“Harapannya tentu pancasila menjadi panduan dalam kehidupan bernegara setiap warganya, namun lambat laun pancasila justru semakin teralienasi di kaum melineal,” ujarnya di kutip dari salah satu media online.

Aris memaparkan hasil surve centre for stategic and internasional studies (CSIS) pada 2018 menemukan 9,5% menilai setuju pancasila di ganti sebagai idiologi negara, memang jumlah yang tidak setuju masih besar yakni 90,5%, tapi faktanya itu ternyata menjadi sinyal awal kian tergerusnya pancasila.

“Karena itu, saya mengajak membumikan pancasila kepada kalangan milenial dan mahasiswa. Pancasila dalam kehidupan merupakan dasar filsafat atau dasar falsafah negara yang artinya, Pancasila merupakan suatu dasar nilai, serta norma untuk mengatur masyarakat dalam keseharian serta pemerintahan sebagai penyelenggara negara, dan masyarakat khususnya mahasiswa anak milenial,” tuturnya.

Karena itu, kata Aris, Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum, Pancasila merupakan sumber kaidah hukum negara yang secara konstitusional mengatur negara Republik Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat dan seluruh manusia yang di indonesia, wilayah, hingga pemerintahan negara.

Aris menyuarakan juga di Peringatan Hari Lahir Pancasila tahun 2022. “Ini juga sudah dibukukan berkali-kali dalam sejarah perjalanan bangsa dan bernegara bahwa kita tetap berdiri kokoh menjadi Negara kuat karena berlandaskan Pancasila,” kata Aris.

Selain itu, ia juga mengajak untuk mengaplikasikan nilai – nilai Pancasila dalam tata kelola kehidupan sehari hari baik dengan kaum melinial serta interaksi antar sesama anak bangsa. “Ini tugas kita bersama sama untuk menjadikan Pancasila sebagai Ideologi Bangsa negara Indonesia,” tutup dia. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.