Bupati Pesawaran dan Kapolres Besuk Ketua MUI Korban Penganiayaan, Pelakunya Bukan Caleg PKB

Pesawaran, Warta9.com – Penganiayaan yang dialami Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pesawaran Lampung, Ustadz Endang Zainal Khaidir, mengundang perhatian Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona da Kapolres Pesawaran AKBP Syaiful Wahyudi.

Bupati Dendi Ramadhona dan Kapolres AKBP Syaiful Wahyudi, Senin (10/9/2018), menjenguk Unstad Khaidir yang sedang dirawat di RSUD Pesawaran.

Bupati Pesawaran turut prihatin atas musibah yang dialami Ketua MUI Pesawaran. Bupati berharap agar penganiayaan yang dialami ustad Khaidir diusut secara tuntas.

Penganiayaan yang dialami Ketua MUI ini terjadi usai mengisi ceramah di Desa Ketapang, Kecamatan Teluk Pandan, Jumat (7/9/2018) malam. Kejadian itu sudah dilaporkan ke Polres Pesawaran.

Diketahui oleh ustad Haidir, dua orang tersebut yakni HN, dan Pdm, pengurus seni pencaksilat Provinsi Lampung diduga orang dekat Bacaleg PKB. Bukan Bacaleg PKB yang melakukan penganiayaan seperti diberitakan sebelumnya.

Akibat penganiayaan tersebut, Ustad Khaidir, harus dilarikan ke Rumah Sakit Daerah Pesawaran untuk mendapatkan perawatan, lantaran luka lebab di rahang kanannya.

Ustadz Endang mengaku trauma akibat kejadian ini. Dia belum tahu secara pasti permasalahannya apa. Kata HN, ustad Khaidir, sudah memfitnah.

Ustadz Endang Khaidir, saat ditemui di rumah sakit mengatakan, pada Jumat malam itu dia mendapat undangan tausiyah acara pernikahan di kediaman Arman, warga Desa Ketapang.

Namun sesampainya di sana, sebelum dimulainya acara, tiba-tiba ada pesan singkat (SMS) dari Pdm yang diketahuinya sebagai ketua salah satu pengurus organisasi seni pencak silat Provinsi Lampung yang berisi pesan ‘Tad ini saya pak Pdm ada di belakang kamu’.

“Usai membaca SMS itu saya langsung menoleh ke belakang, kemudian saya menemui dan menyalaminya. Biasalah kalau kita ketemu. Lalu katanya ‘ya sudah lanjut saja acara pengajiannya, setelah acara ini nanti kita selesaikan,” ungkap Ustadz Endang.

Kemudian sekira pukul 22.00 WIB setelah acara selesai, Ustadz Endang Khaidir kemudian menemui Pdm untuk mengajak makan, namun dia menolak.

“Kata dia ‘terus saja, saya tunggu di luar’. Kemudian saya makan. Selesai makan semula saya hendak langsung pulang, karena saya pikir dia sudah pulang. Kemudian saya ke parkiran mobil. Tiba-tiba dia muncul dan memanggil saya, ‘sini tadz saya ada perlu’,” tutur Ustadz Endang Khaidir.

Lalu dia dibawa ke rumah salah satu warga yang berjarak sekitar 100 meter dari tempat acara. “Ketika saya masuk ruang tamu, saya lihat orang ramai di sana. Tiba-tiba Pak HN buka baju dan mengancam saya sambil berdiri mendorong kepala saya dengan tangannya. Kata dia ‘kamu sudah fitnah saya’,” terang Ustadz Endang Khaidir.

Dari sinilah terjadi penganiayaan yang dilakukan oleh HN dan temannya yang merupakan pengurus organisasi seni pecaksilat Lampung. (W9-jam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.