Hasil Rapat Menhub dengan Gubernur di Mahan Agung Terkait Bidang Perhubungan

JELASKAN PROGRAM KEMENHUB – Menhub Budi Karya Sumadi dan Gubernur Arinal Djunaidi saat menjelaskan gambar terkait program perhubungan di Lampung. (foto : jam)

Bandarlampung, Warta9.com – Usai melakukan kunjungan ke Terminal Tipe A Rajabasa, Lintasan Rel Kereta Api Jl. Sultan Agung dan Stasiun KA Tanjungkarang, Menteri Perhubungan (Menhub) RI Budi Karya Sumadi dan jajaran bersama Gubernur Lampung Ir. Arinal Djunaidi, langsung melakukan rapat di Guest House Mahan Agung (rumah dinas gubernur), Minggu (30/6/2019).

Dalam Rapat terbatas bersama Menhub diikuti Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi, Dirjen KA Zulfikri dan pejabat Kemenhub. Sedangkan pejabat provinsi yang mendampingi Gubernur Lampung Arinal Djunaidi antara lain, Plt Kadishub Bambang, Plt Kadis PUPR Mulyadi Irsan dan Kepala Bappeda Herlina.

Usai Rapat, Menhub Budi Karya dan Gubernur Arinal menggelar konferensi pers menyampaikan program Kemenhub dan Pemprov Lampung terkait perhubungan.

Pertama, Kemenhub mengembangkan Terminal Rajabasa sekelas Bandara dan memiliki Mal Pelayanan Terpadu. Bahkan, atas perjuangan Gubernur Arinal Pemerintah Pusat akan mengucurkan anggaran Rp 40 miliar untuk renovasi Terminal yang ditargetkan selesai pada bulan November 2020. Saat ini sudah dilakukan perencanaan. “Kami bersama Pak Gubernur Arinal akan merenovasi Terminal Rajabasa setara dengan Bandara,” ujar Menhub Budi Karya.

Kedua, masalah kereta Bandara. Menhub Budi Karya menyampaikan memiliki suatu program untuk memindahkan angkutan kereta api bermuatan barang ke luar Kota Bandarlampung. Sehingga nanti kereta Babaranjang tidak melintasi Kota Bandarlampung lagi. “Tetapi rel yang ada tetap digunakan untuk angkutan dalam kota dan antar kota,” ujarnya.

Dia mengatakan akan mengatur frekuensi kereta api dalam kota dan antar kota. “Kalau sekarang itu cuma enam kali sehari, nanti kita atur supaya lebih banyak. Di Jakarta itu sejam bisa 20 kali,” kata Menhub.

Menhub berharap, ketika Stasiun ini selesai, maka perjalanan dari Tanjungkarang-Bandara hanya memakan waktu sekitar 20 menit. “Oleh karena itu dibutuhkan sinergitas yang baik, sehingga pembangunan dapat berjalan dengan baik,” ujarnya.

Pembangunan kereta bandara ini, jelas Menhub, menggunakan dana APBD dan APBN dan ditargetkan selesai di akhir 2020.

“Kementerian yang mengurusi prasarana seperti menyelesaikan penghuni liar, memperbaiki rel, terminal. Sedangkan Pemerintah Daerah bagian mengurus sarana, seperti rolling stok. Dengan estimasi biaya mencapai Rp50-100 miliar,” jelas Menhub Budi Karya.

Karena itu, Menhub meminta kepada Gubernur Arinal dan PT Kereta Api Indonesia untuk merawat aset-aset berupa rel kereta api.

Ketiga Kemenhub bersama Pemprov Lampung bekerjasama dengan kementerian lain dan pihak ketiga juga akan menghubungkan jalur kereta hingga Pelabuhan Bakauheni.

Selain itu, Bandara Internasional Raden Inten II juga akan dikembangkan dan ditambah fasilitasnya dimana pengelolaannya akan diserahkan kepada PT Angkasapura II.

Namun demikian, Menhub mengingatkan kepada Gubernur, perubahan Bandara Internasional Raden Inten II, harus didukung dengan pengembangan pariwisata sehingga bandara hidup. Sebab sekarang ini, daerah-daerah berlomba-lomba meningkatkan status Bandara, tapi tidak ditunjang dengan peningkatan pariwisata di daerah.

Budi Karya yang belasan tahun berpengalaman di bidang pariwisata, memberi masukan kepada Gubernur Lampung agar berani promosi pariwisata dan mengemas wisata unggulan Lampung agar bandara Internasional hidup karena ada peningkatan kunjungan wisatawan asing ke Lampung. (W9-jam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.