Kadiskes : Pemprov Lampung Sudah Lakukan Pencegahan dengan Screening

Bandarlampumg, Warta9.com – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung DR. dr. Reihana menjelaskan, sejak awal menyebarnya virus corona, Pemerintah Provinsi Lampung telah melakukan beberapa langkah pencegahan yaitu melakukan screening di pintu masuk ke Provinsi Lampung.

Langkah pencegahan itu dilakukan di Bandara, Pelabuhan Panjang, Pelabuhan Teluk Semaka dan Pelabuhan Maringgai. “Untuk di Bandara kita menyediakan thermal scanner untuk mendeteksi suhu warga yang datang dari luar negeri yang akan masuk ke Lampung. Untuk pendatang dari luar negeri di Bandara Soekarno-Hatta akan diberikan kartu kuning, dan ketika tiba akan langsung dilakukan pendataan. Apabila tidak melebihi 38 derajat maka aorang tersebut akan terus dipantau selama 14 hari baik itu temperatur, demam, batuk pilek, dan ssak nafas,” jelas Reihana.

Reihana mengatakan pihaknya telah memantau 1.431 orang dan mereka sudah bebas karena tidak menunjukkan gejala covid-19. “Petugas juga sedang memantau 1.531 orang, dan alhamdulillah sampai sekarang belum menunjukkan adanya ciri-ciri covid-19 seperti kenaikan temperatur dan lainnya,” kata Reihana.

Klarifikasi TKW
Pada bagian lain, Reihana mengklarifikasi adanya informasi terkait TKW dari hongkong yang berada di Tulang Bawang Barat terkena virus corona.

“Itu tidak benar. Ia datang di bulan Januari. Kalau memang terinfeksi, tidak mungkin sampai sekarang masih hidup. Dan sekarang dia dalam keadaan sehat,” ujarnya.

Reihana minta media massa/pers ikut menyejukkan suasana agar masyarakat tidak panik. “Saya mohon kepada media pers untuk bersama agar masyarakat tidak panik. Dan kalaupun mendapatkan berita terkait halini, tolong dikonfirmasi ulang,” tambah Reihana.

Reihana juga menjelaskan ada 3 rumah sakit di Lampung yang siap menghadapi virus corona yaitu Abdul Moeloek, RSUD Kalianda, dan RSUD Ahmad Yani Metro

“Semua rumah sakit harus ada ruang isolasi, dan yang paling siap yaitu RSUD Abdul Moeloek. Hal ini dibuktikan dengan telah berhasil merawat satu orang terinfeksi virus flu burung dengan kematian lebih tingi dari virus corona, dimana pasien tersebut bisa survive dan selamat,” katanya.

RSUAM, lanjut Reihana, mendapatkan penghargaan dari WHO karena membangun ruang isolasi dengan 6 ruang tidur hampa udara.

“Di sisi lain KKP juga sudah siap dengan tabung hampa udara, dan orang yang ada di pelabuhan apa bila memiliki indikasi maka dapat dibawa denganmenggunakan tabung hampa udara,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Dirut RSUD Abdul Moeloek Heri Djoko Subandriyo menjelaskan bahwa ruang isolasi yang ada di RSUD Abdul Moeloek merupakan ruang isolasi yang waktu itu digunakan untuk flu burung. “Siapa saja yang masuk di RSUDAM tentnunya ada SOP urutannya mulai dari UGD hinga ruang isolasi,” jelas Heri.

Ia menjelaskan bahwa yang dirawat diruang isolasi belum tentu terkena virus corona. Seorang dapat dikatakan terkena virus corona apabila sudah keluar hasil dari laboratorium dan menyatakan positif virus corona.

“Dalam rangka kesiapsiagaan, apabila ada riwayat kontak dan gejala, maka dimasukkan isolasi untuk memiminalisir resiko. Dan kita sangat siap siaga terkait hal tersebut,” ungkapnya.

Heri juga menuturkan bahwa ada 3 (tiga) proses orang untuk menjadi sakit, yaitu jumlah kuman yang masuk kedalam tubuhm, keganasan virus tersebut, dan ketahanan tubuh kita. “Yang pertama untuk mengantisipasi virus corona, yaitu bukan bagaimana mendapatkan masker tetapi mengurangi kontak dengan lingkungan yang beresiko terkena penyakit, menjaga ketahanan tubuh dengan makan, istirahat yang cukup dan dan berolahraga,” ujar Heri. (W9-jam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.