Penerapan Sekolah Tangguh Bencana, Oleh: Dian Pratiwi, ST., M.Eng*

Warta9.com – Lingkungan sekolah merupakan tempat yang krusial terjadinya bencana. Baik bencana alam, non-alam maupun bencana sosial. Ditambah dengan maraknya pandemic Covid-19 yang melanda di seluruh penjuru dunia menjadi hal yang patut dipertimbangkan dalam penyelenggaraan sekolah pada “New Era”.

Pembentukan sekolah yang Tangguh Bencana merupakan salah satu hal yang harus dipertimbangkan dalam penyelenggaraan pendidikan dilingkungan sekolah itu sendiri.
Sebenarnya apakah yang menjadi point dari program sekolah Tangguh Bencana ini?

Jika kita lihat esensi dari kata Tangguh Sendiri, menurut KBBI, tangguh berarti kuat atau andal. Tangguh Bencana artinya bagaimana mencipatakan kekuatan atau keandalan terhadap bencana yang akan terjadi. Pada lingkungan sekolah, tangguh bencana didefinisikan sebagai keandalan sekolah dalam meminimalisir dampak dari bencana dilingkungan sekolah. Dalam skema penanggulangan kebencanaan terdapat 4 point penting yang menjadi pondasinya, mencakup: kesiapsiagaan, tanggap darurat, pemulihan dan mitigasi bencana. Pondasi tersebut dapat diaplikasikan dengan 4 program dasar penanggulangan bencana, yaitu: program rencana operasi, pemulihan, mitigasi, kontijensi. Dengan menerapkan program tersebut penanggulangan bencana pra-bencana, saat bencana maupun pasca-bencana pada lingkungan sekolah maka persoalan mengenai kebencanaan yang ada disekolah dapat teratasi dengan baik.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana suatu sekolah menjadi SEKOLAH TANGGUH BENCANA?
Dalam rangka meningkatkan ketangguhan terhadap bencana, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) sebagai upaya dalam pencegahan dan penanggulangan bencana dan dampaknya pada satuan Pendidikan terutama lingkungan sekolah. Penyelenggaraan SPAB ini diatur melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 33 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Program SPAB.

Pada dasarnya program ini merupakan program yang diatur untuk menanggulangi bencana pada pra-bencana, saat bencana dan pasca-bencana pada lingkungan sekolah dengan mengintegrasikannya pada kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakulikuler pada satuan sekolah. Program ini mempunyai 4 pondasi dan 4 program dasar yang sesuai dengan skema penanggulangan bencana. Program ini secara garis besar menerapkan 5 parameter utama yang harus dimiliki seolah untuk menjadi sekolah siaga bencana, yaitu dengan: 1) pengetahuan sikap dalam mengurangi resiko bencana, 2) kebijakan dalam mendukung program kesiapsiagaan bencana, 3) Perencanaan kesiapsiagaan yang matang, 4) sistem peringatan dini sekolah, 5) Mobilisasi sumber daya yang dimiliki.

Pengetahuan sikap dalam mengurangi resiko bencana di lingkungan sekolah dapat dialakukan dengan mengintegrasikan pengetahuan bencana ke dalam mata pelajaran, integrasi ke dalam muatan lokal, adanya kegiatan rutin/tahunan sekolah dalam rangka mengasah ketangguhan bencana dilingkungan sekolah, mengintegrasikan dengan kegiatan ekstrakulikuler dan adanya pelatihan guru dan siswa mengenai kebencanaan. Kebijakan yang mendukung program kebencanaan di lingkungan sekolah yang dapat dilakukan dengan menyelaraskan tata tertib maupun peraturan atau menambahkan peraturan terkait kebencanaan yang memungkinkan terjadi di sekolah.

Perencanaan kesiapsiagaan dilakukan dengan cara pembentukan petugas siap siaga, denah jalur evaluasi dan rambu evakuasi yang dapat dilihat oleh seluruh civitas akademika dan maupun pihak lain, adanya skema komando pada saat bencana dan adanya skema siap siaga bencana pasca dan pra bencana yang mencakup evaluasi, pelatihan rutin kebencanaan, pengecekan infrastruktur pasca bencana, evaluasi skema eksisting yang ada dilingkungan sekolah. Sistem peringatan dini dilakukan dengan adanya kesepakatan antara petugas dan objek yang ada dilingkungan sekolah mengenai tanda bahaya, suara peringatan dan kelas bahaya yang ada disekolah. Terakhir yaitu mobilisasi sumber daya yang mumpuni harus dimiliki pada satuan sekolah terakait mobilisasi untuk korban bencana dan lain sebagainya.

Pertanyaan terakhir sudahkah sekolah menjadi SEKOLAH TANGGUH BENCANA?
Ini merupakan pertanyaan yang perlu kita renungi karena mau tidak mau dan suka tidak suka kita akan hidup berdampingan dengan bencana alam, non alam maupun sosial. Dengan penerapan program Sekolah Tangguh Bencana di lingkungan sekolah diharapkan dapat meminimalisir bencana yang ada di sekolah. (Dosen Universitas Teknokrat Indonesia/Pakar Ahli Kebencanaan)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.