Tsunami dan Erupsi Anak Krakatau, Tujuh Orang Meninggal Dunia di Kalianda

Lampung Selatan, Warta9.com – Gelombong tinggi yang terjadi di Selat Sunda juga menghantam pesisir Lampung dan Serang diduga diakibatkan aktivitas Gunung Anak Krakatau. Dari hantaman tsunami Minggu (23/12/2018), diperoleh informasi korban meninggal. Data sementara korban meninggal di Kalianda Lampung Selatan mencapai tujuh orang. Sedangkan yang mengalami luka-luka mencapai ratusan orang.

Kepala Badan Meteorolgi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, dalam jumpa pers menjelaskan, bila memang ada peristiwa berbeda dalam waktu bersamaan.

Pertama, BMKG sudah mendeteksi akan adanya gelombang tinggi di sekitar Selat Sunda dari 22-25 Desember 2018. Kedua, ada peristiwa erupsi Gunung Anak Krakatau. “Ini peristiwa berbeda tapi terjadi di satu lokasi,” kata Dwikorita Karnawati,.

Hasil pantauan tim BMKG yang kebetulan berada di Selat Sunda untuk melakukan uji coba, memang terjadi hujan lebat, gelombang tinggi, dan angin kencang sehingga tim pun kembali ke daratan.

Pada saat bersamaan, pukul 21.03 WIB terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau. Kemudian tidak lama terjadi ada kenaikan muka air laut.

BMKG pun melakukan analisis atas fenomena tersebut. Setelah dianalisis disimpulkan bila gelombang tinggi tersebut merupakan tsunami. “Setelah dianalisis lebih lanjut gelombang itu merupakan gelombang tsunami,” katanya.

BMKG menduga tsunami dipicu longsoran tebing atau lereng yang disebabkan aktivitas Gunung Anak Krakatau. “Besok kita akan upayakan lagi untuk mengecek,” katanya. (W9-jam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.