Ujian Doktor di FIB UGM, Dosen UTI Seno: “Laskar Pelangi” Sukses karena Kesuksesan Film

 

M. Yuseano Mardiansyah bersama istri Laila Ulsi Qodriani juga dosen UTI sebentar lagi ujian terbuka doktor. (foto : ist)

Yogyakarta, Warta9.com – Universitas Teknokrat Indonesia (UTI), kembali bertambah dosen lulusan doktor (S3). Dosen muda Dr. M. Yuseano Kardiansyah, SS, MA, dinyatakan lulus pada ujian Terbuka Doktor Fakuktas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada (FIB UGM), Selasa (22/8/2023).

Seno, dosen Sastra Inggris ini mempertahankan disertasi yang berjudul “Sastra Terjemahan Indonesia-Inggris: Kajian Produksi Kultural Pada Ruang Pascakolonial”. Berdasarkan penilaian dan keputusan dewan penguji, Seno dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan dengan IPK (3,93).

Dalam disertasinya, Seno menyebut bahwa salah satu faktor yang membuat Novel Laskar Pelangi semakin besar permintaan di pasaran adalah kesuksesan filmnya.

Diakui Seno, pertanyaan penguji sebenarnya di luar sampel kasus disertasinya. “Alhamdulillahnya saya cukup familiar dengan Laskar Pelangi karya Andrea Hirata,” jelas Seno.

Seno mempertahankan disertasinya di depan dewan penguji terdiri dari Prof. Dr. Setiadi, M.Si (Ketua), Dr. Aprinus Salam, M.Hum (Promotor), Dr. Nur Saktiningrum, M.Hum (Ko-Promotor), Prof. Dr. Faruk, S.U (Anggota), Dr. Sudibyo, M.Hum (Anggota), Dr. Sajarwa, M.Hum (Anggota), dan Achmad Munjid, M.A., Ph.D (Anggota).

Seno melanjutkan, pada tahun 2009 Penerbit Bentang memproduksi versi bahasa Inggris Laskar Pelangi yang kemudian bisa diterima oleh pembaca Internasional. “Salah satu faktor yang mendorong penerimaan tersebut ialah nilai-nilai humanisme dan kelokalan yang diusung Andrea Hirata,” ujarnya.

Nilai kelokalan itulah, lanjutnya, yang menjadi tuntutan pembaca internasional terhadap para penerbit buku. “Sensasi eksotisisme yang ditawarkan menjadi daya tarik tersendiri dalam konteks industri penerbitan sastra secara global,” kata Seno.

Disinggung bahwa artinya bukan karena terbitnya novel itu, lalu diburu masyarakat, ia mengatakan kurang lebih begitu..Hal inj berbeda dengan Bumi Manusia, filmnya malah tak “meledak” dibanding novelnya. “Kurang lebih begitu, sebab oplah sebelum dan sesudah difilmkan perbedaannya signifikan,” tegas Seno. Katanya lagi, banyak pemberitaan yang membahas itu, nasibnya kurang lebih sama dengan novel Dilan.

“Kalau Bumi Manusia lain kasusnya. Secara historis memang sudah besar duluan, saking besarnya hingga filmnya seperti tidak memberikan pengaruh apa-apa terhadap novelnya,” katanya

Ujian yang berlangsung di Ruang Multimedia, Gedung Margono Djoyohadikusumo, FIB UGM tersebut dihadiri Rektor UTI Dr. HM. Nasrullah Yusuf, SE, MBA. Hadir juga istri Seno
Laila Ulsi Qodriani SS.MA yang sebentar lagi akan ujia terbuka doktor, orang tua dan mertua Seno, Yusuf Abas, Suhartini, Syaipul MG dan Desyati, Dekan FSIP Dr. Heri, serta dosen UTI yang sedang mengikuti program S3 UGM. (W9-jam)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.