Terputusnya jalan akses utama itu, mengakibatkan trasnportasi di Kecamatan itu terhambat terutama menuju beberapa Kampung di sekitar perusahan Bratasena.
Adi, warga Kampung Sungai Nibung mengatakan, genangan air di jalan dengan ketinggian 1 meter, kendaraan motor yang menerobos mati.
“Dan terpaksa mengunakan jasa perahu sampan untuk menyebrang serta harus membayar 20 ribu rupiah,” ucap Adi kepada warta9.com, Selasa (23/03/2021).
Sementara Wahyu Nurhikmah tokoh pemuda di Kecamatan Dente Teladas menjelaskan, meski banjir terjadi setiap tahun, akan tetapi hingga saat ini belum ada perhtian dari pemerintah.
“Bahkan tergangunya transportasi bila dibiarkan terus menerus akan sulitnya masyarakat sekitar mengeluarkan hasil bumi seperti singkong, karet dan kelapa sawit,” tutur Wahyu. (W9-Wan)
