Korban Penipuan Yayasan Amalillah Minta Yayasan Ditutup

Bekasi, Warta9.com – Modus Penipuan yang di lakukan oleh Yayasan Amalillah (YA) sudah mengakar puluhan tahun lamanya dan berhasil meraup keuntungan ratusan milyaran.

Penipuan tersebut di kemas melalui program bantuan sosial berupa sembako dan santunan Anak Yatim Piatu serta menjanjikan kepada pengurus dan anggota /makmum tentang pencairan dana amanah ternyata selama ini hanya PHP (pemberian harapan palsu) dari tahun ke tahun hingga 2019.

Laurens dari NTT (donatur) Cabang D adalah koban penipuan Yayasan Amalillah mengatakan mulai curiga modus penipuan YA sebenarnya sejak peristiwa 2007, Ketua Umum dan Wakilnya Mahmud di tangkap di Polda Jabar. Waktu itu ribuan orang pengurus dari Daerah di kumpulkan di Kinasih Cibinong Kabupaten Bogor Jawa Barat.

Ternyata Masih belum jera juga, meskipun Ketua Umum sudah pernah mendekam di jeruji Polda Jawa Barat, modus penipuan YA terus berjalan dengan menciptakan berbagi kegiatan /program.

“Para Korwil/DPW berhasil di perdaya oleh Ketua Umum Raden Ayon,” kata Laurens di kediamannya Rawalumbu Bekasi, Kamis (6/9).

Nikolaus Patisili DPW NTT saat ini berdomisilih di Jatiwaringin yang bertanggungjawab penuh kapada para penggurus Yayasan Amalillah di deerah mengatakan, dirinya baru sadar dan menyesal ternyata telah di peralat belasan tahun oleh Yayasan Amalillah.

“Pasalnya melalui tangan saya milyaran rupiah uang masyarakat NTT di bawa ke kantor pusat YA dan di setor melalu Oji (DPP),” terangnya.

Dirinya baru sadar program yang selama ini dia ikutinya dan merekrut ratusan orang masyarakat NTT di jadikan pengurus dan donatur (YA), sejak ia bergabung kurang lebih 18 tahun.

“Kenyataan yang kami dapat cuma janji palsu tentang pencairan dari tahun ke tahun oleh Ketua Umum Raden Ayon (alm), hingga Ketua Umum yang baru Gunawan,” ungkap Niko gerah.

Tambah Niko Yayasan Amalillah Pusat juga membagikan Deposito terbitan Bank EFG ternyata palsu, pihak bank EFG perwakilan indonesia mengatakan tidak pernah kerjasama dengan pihak manapun dan mereka tidak pernah menerbitkan Deposito seperti ini.

“Artinya Deposito tersebut palsu atau bodong, berarti Yayasan Amalillah benar-benar tidak punya uang,” kata Niko kecewa.

“Dalam waktu dekat ini saya dan teman-teman pengurus dari NTT yang ada di Jakarta akan melaporkan Yayasan Amalillah Pusat ke Mabes Polri dan meminta pemerintah segera cabut izin sekaligus menutup agar tidak makan korban berikutnya,” tegas Niko.

Hal senada di sampaikan korban lainnya yang minta namanya di rahasiakan dari anggota Cabang D Yayasan Amalillah Kabupaten Cirebon Jabar. Ratusan juta uang yang dia setor ke kantor pusat YA selama ini antara lain untuk pembayaran KTA, Pembuatan Akta Notaris Yayasan/Notaris PT. BSMI (ari sudirman), maharnya makmum, rekening Giro (bukti kuwitansi) penyerahan uang.

Pada tahun 2018, kata dia, Kantor Pusat YA mengeluarkan surat instruksi terkait pengisian aplikasi BNI dan dikenahi biaya Rp.350.000 x 400 orang, di janjikan oleh Ketua Umum akan di isi rekening kami Rp900 juta/orang.

“Berikut kami buka aplikasi bank Mandiri di kenakan biaya Adminitrasi perorang Rp2 juta dijanjikan oleh Ketum Gunawan akan di berikan uang kurang lebih Rp1 milyar, sampai saat ini cuma angin surga doang,” ucap korban dari Cirebon Jawa Barat.

Terpisah Pemerhati Masyarakat Bekasi Agus ketika di mintai pendapat mengatajan jika benar Ketua Umum Gunawan menjanjikan ratusan milyaran Dana Amanah akan di cairkan untuk santunan Yatim Piatu dan pengurus YA dengan angka yang sangat fantastis tersebut patut di pertanyakan dari mana sumber dananya.

“Di bank mana rekening yang dia buka bagaimana sistem (skema) pencairannya harus jelas agar jangan cuman pepesan kosong alias omong kosong,” pungkas Agus di sela-sela kesibukannya, Sabtu (7/9/2019). (W9-ard)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.