Soal Penghentian Hotel Grand Mercure, Dinas PU dan Dinas Pemukiman Beda Pendapat

Bandarlampung, Warta9.com – Rapat kerja Komisi III DPRD Kota Bandarlampung dengan PT Istana Lampung Raya (ILR), PT Wijaya Kusuma Contraktor (BKC), Dinas Pekerjaan Umum, dan Dinas Pemukiman dan Perumahan, di ruang lobi DPRD Bandarlampung, Rabu (23/1/2019) berlangsung tegang.

Ketegangan terjadi karena beda pendapat antara Dinas PU dengan Dinas Pemukiman dan Perumahan serta pengusaha hotel.

Dalam hearing yang dipimpin Agusman Arief, SE, MM dan dihadiri sejumlah anggota Komisi III, Kepala Dinas Perumahaan dan Pemukiman Yustam Effendi yang tidak setuju menghentikan pembangunan proyek dengan alasan akan melakukan pengkajian dan rapat terlebih dahulu.

Sehingga salah satu anggota Komisi III Yuhadi, mempertanyakan sikap Kepala Dinas Pemukiman yang tidak ingin menghentikan kegiatan Hotel Grand Mercure.

Sementara Kadis PU melalui Kabid Cipta Karya Dinas PU Supardi sependapat dengan sikap DPRD menghentikan sementara pembangunan dengan alasan keselamatan. Pembangunan bisa dilanjutkan jika BKC bisa menjamin keselamatan.

“Sudah berulang-ulan, bahaya sekali kalau dilanjutkan. Apalagi bangunan itu  bertingkat-tingkat dan riskan. Tolong  BKC perhatikan pengawasannya, kenapa  kunci  berat tujuh kilo bisa jatuh gak mungkin ditiup angin, jika memang salah bukan saja dihentikan tapi bisa izinnya dicabut,” kata Supardi.

Atas keputusan DPRD yang menghentikan sementara pengerjaan hotel di Jl. Raden Intan itu,, sangat disesalkan Ali, pihak hotel Grand Mercure. Ia mengaku sedih dan menangis dengan kejadian tersebut. Ia mengaku pihaknya sudah berinvestasi untuk Lampung dan tidak ada niat mencelakakan atau membuat kecelakaan kerja.

“Saya ini mau nangis, kami ini sudah investasi, tidak ada niat melakukan itu, dan pihak BKC ini sudah berpengalaman bangun gedung termasuk Novotel, dan kami akan penuhi ketentuan K3 itu,” kata Ali.

Sementara dalam rapat pihak PT ILR diwakili Direktur Stephanie, kuasa hukum Rahmand Kholid dan karyawan Dieler Honda yang menjadi saksi jatuhnya sejumlah material bangunan hotel yang menimpa ruangan dieler Honda. Bahkan pihak Honda membawa sejumlah barang bukti material yang jatuh di antaranya besi hollow empat meter, kunci pas, dan barang bukti berupa foto. (W9-jam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.