Tim Gabungan BPBD OKI Gelar Simulasi Bencana Karhutla

OKI, Warta9.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) bersama Manggala Agni Daops OKI, TNI – Polri dan sejumlah elemen terkait lainnya menggelar gladi simulasi persiapan menghadapi bencana asap Karhutla.

Moment kegiatan dipusatkan di halaman Kantor Manggala Agni setempat dihadiri oleh Kepala Balai LHK wilayah Sumatera, BNPB dan Dishut Provinsi Sumatera Selatan, Kamis (23/7/2020).

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten OKI Listiadi Martin mengungkap, kegiatan hari ini adalah dalam persiapan mengahadapi kemungkinan bencana asap karhutla.

“Jadi satu-satunya cara dalam menghadapi karhutla adalah dengan cara meningkatkan kapasitas metoda keroyokan, selanjutnya strategis dan program. Karena hal inilah yang akan mengantarkan kita kepada proses maksimal terhadap sebuah operasi penanggulangan,” kata Listiadi saat diwawancarai usai kegiatan.

Jika memingat luasan wilayah Kabupaten OKI dikatakannya memiliki 683 hektar lahan dari total 2 juta wilayah Kabupaten OKI diantaranya 80 persen posisi merah atau rawan karhutla.

“Dan ini berada di seluruh area perkebunan atau rawa – rawa yang relatif masih tertidur dalam lingkup 9 kecamatan mulai dari Selapan, Sungai Menang, Pangkalan Lampam, Pedamaran Timur, Kayuagung, Tanjung Lubuk dan sekitarnya,” terang dia.

Ditekankannya kepada masyarakat agar menghindari membuka lahan dengan cara membakar. “Karena tindakan membakar adalah upaya tidak ada hati dan membiarkan api membara adalah tak punya nyali,” tegas Listiadi.

Sementara Kepala Manggala Agni Daops OKI Candra Irpansyah menambahkan, mudah – mudahan beranjak dari kegiatan ini semua lebih terkoordinir.

“Tentu yang kita persiapkan pertama dalam hal ini adalah sumberdaya, baik sumberdaya manusia maupun peralatan kemudian kita menjalin sinergitas bersama pihak – pihak lain seperti yang kita hadirkan dalam apel gladi tadi termasuk dari perusahan – perusahaan pemegang izin,” ujarnya.

Sementara terkait cuaca menurutnya tetap mengacu pada rilis BMKG. “Yang sebetulnya mulai bulan Juni kemarin curah hujan mulai menurun dari level menengah kemudian pada September – Oktober sudah pada level rendah,“ ungkapnya.

Lanjut Candra, dengan menurunnya curah hujan otomatis tingkat kerawanan kebakaran akan meningkat. “Kalau puncaknya menurut rilis ada di bulan Agustus – September,” imbuh Candra.

Namun mengenai karakter kebakaran di tahun 2020 menurut informasinya dikatakan Candra relatif lebih basah dibanding tahun 2019 kemarin, tetapi untuk OKI sendiri pada beberapa wilayah akan diatas normal atau bakal lebih kering.

“Ini mungkin hanya berlaku pada beberapa wilayah OKI. Kalau wilayah wilayah rawan saya kira masih belum berubah dari sebelumnya yang tentunya memiliki sebaran lahan gambut yang cukup luas dan belum dikelola,” terangnya.

Namun sejatinya menurutnya suatu bencana itu adalah tanggungjawab bersama dimana setiap unsur harus bersinergi, baik pemerintah maupun masyarakat.

“Maka kita yakin jika seluruh unsur lapisan pemerintah dan masyarakat bersama-sama mengambil peran membantu dalam upaya menghadapi kebakaran, semua akan berjalan baik,” tutup Candra. (W9-heri)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.