Ustadz Abdul Somad: Asal Kata Ramadan dan Beberapa Keistimewaannya

Ustadz Abdul Somad

Ramadhan adalah 1 dari 11 bulan yang selalu dinantikan umat Muslim setiap tahun. Sudah menjadi khas, saat bulan Ramdan biasanya umat Muslim yang ada di perantau besiap untuk mudik dan merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama keluarga di kampong halamannya.

Bulan suci ini menjadi ajang bagi semua umat Islam untuk meningkatkan usaha mendapat keridaan Allah SWT melalui ibadah.

Ada banyak keutamaan dan keistimewaan bulan Ramadhan, dibanding bulan lainnya.

Ustadz Abdul Somad mengatakan, Ramadan adalah satu-satunya bulan yang disebutkan Allah di dalam al Quran.

Biasanya sesuatu yang disebutkan namanya di Quran karena sangat buruk, tapi juga karena kemuliaan dan keagungan yang luar biasa.

“Ramadan, asal katanya adalah ‘Romdho’ artinya panas. Kenapa bulan ini disebut panas? Karena memang pada saat siang hari, leher ini rasanya kering karena memang panas luar biasa,” kata Ustadz Abdul Somad dalam satu tausiyahnya.

“Karena tidak ada air yang lalu di tenggorokan dari terbit fajar sampai terbenam matahari,” kata Ustadz Abdul Somad.

Baca juga https://warta9.com/niat-shalat-tarawih-berjamaah-dan-sendiri/

Tapi ada juga makna lain dari Ramadan.

“Dia disebut panas ketika kita gali tanah, ditemukan ada besi yang sudah lama di dalam tanah, berkarat, lalu kemudian besi itu kita panaskan ke dalam api yang bergejolak,” kata UAS.

“Setelah dia memerah lalu kita tarik, kita pukulkan ke lantai. Satu kali hentakan maka rontoklah karatnya. Begitulah agaknya kita dengan bulan Ramadan,” kata Ustadz Abdul Somad.

Selama 11 bulan semuanya berkarat.

Mata berkarat, telingan berkarat, lidah berkarat, otak berkarat, hati berkarat, semuanya berkarat dengan karat-karat dosa.

Lalu dilepaskan semuanya ini dengan panaskan dengan ibadah-ibadah.

“Siangnya diisi dengan shiyam (berpuasa), malamnya diisi dengan qiyam,” kata UAS.

Ustadz Abdul Somad mengatakan, siapa yang tegak di waktu malam, karena keimanan dan hanya berharap balasan dari Allah maka diampunkan juga dosa-dosanya di masa lalu.

Lalu kemudian ada waktu yang utama menjelang waktu Subuh, menjelang azan subuh berkumandang, pada waktu sahur manfaatkan untuk beristighfar.

Ustadz Abdul Somad mengatakan, keutamaan-keutamaan bulan ini andai kita tidak mendapatkannya di awal maka jangan sampai di tengah dan akhirpoun tidak mendapatkan.

“Usahakan. Semangatkan diri, bangkitkan jiwa. Jiwa-jiwa yang tertidur bangkitlah, bangunlah. Bersemangatlah. Jadikan ini sebagai Ramadan terakhir,” kata Ustadz Abdul Somad.

Ustadz Abdul Somad menyampaikan, sedikitnya ada 7 persiapan menyambut bulan Ramadan.

7 persiapan yang dilakukan oleh umat muslim menurut Ustadz Abdul Somad adalah sebagai berikut:

yang pertama: Kenali Ramadan dengan baik, kedua : Perbaiki hubungan dengan Allah melalui taubat nashuha, ke tiga: Perbaiki hubungan dengan sesama, yang ke Empat: Siapkan Alquran, ke Lima: Bayar hutang puasa tahun lalu, yang ke Enam: Siapkan budget lebih untuk sedekah puasa yang trakhir: Jaga kesehatan, karena puasa dan Qiyamul Lail membutuhkan kesehatan fisik.

Penetapan Awal Ramadhan

Bulan suci Ramadhan 2020 akan datang tidak lama lagi. Perasaan bahagia tentu terasa menyambut datangnya bulan Ramadhan yang penuh ampunan.

Sebelum Ramadhan datang, ada baiknya kita mengingat kembali doa yang biasa dibaca ulama menjelang datangnya bulan suci Ramadhan.

Berikut ini adalah satu di antara doa yang dibaca menjelang datangnya bulan Ramadhan.

Diriwayatkan dari Yahya bin Abi Katsir mengatakan, diantara doa ketika datang Ramadhan adalah sebagai berikut:

اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـي رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِي مُتَقَبَّلاً

Allahumma Sallimni Ila Ramadan wa Sallim li Ramadan wa Tasallamhu Minni Mutaqabbalan

“Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264).

Sementara itu jika sudah memasuki bulan Ramadhan, umat Islam dianjurkan untuk memanjatkan doa seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW.

Dikutip dari laman resmi nu.or.id, berikut doa Rasulullah SAW riwayat Imam At-Thabarani dan Imam Ad-Dailami.

اللَّهُمَّ سَلِّمْنِيْ لِرَمَضَانَ وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِيْ وَسَلِّمْهُ مِنِّيْ

Allāhumma sallimnī li Ramadhāna, wa sallim Ramadhāna lī, wa sallimhu minnī.

Artinya, “Ya Allah, selamatkanlah aku (dari penyakit dan uzur lain) demi (ibadah) Bulan Ramadhan, selamatkanlah (penampakan hilal) Ramadhan untukku, dan selamatkanlah aku (dari maksiat) di Bulan Ramadhan.”

Hadits ini dikutip oleh Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami dalam karyanya Ithafu Ahlil Islam bi Khususiyatis Shiyam, [Madinah, Maktabah At-Thayyibah: tanpa catatan tahun], halaman 108.

Sementara itu, Imam Abu Dawud juga meriwayatkan doa berikut ini yang menjadi permohonan Rasulullah SAW.

هِلالُ رُشْدٍ وَخَيْرٍ مرتين، آمَنْتُ بِالَّذِي خَلَقَكَ ثَلاث مرات، الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي ذَهَبَ بِشَهْرِ كَذَا ، وَجَاءَ بِشَهْرِ كَذَا

Hilālu rusydin wa khairin (2 kali), āmantu bil ladzī khalaqaka, (3 kali), alhamdulillāhil ladzī dzahaba bi syahri kadzā, wa jā’a bi syahri kadzā.

Artinya, “Bulan petunjuk dan kebaikan (2 kali). Aku beriman kepada Tuhan yang menciptakanmu (3 kali). Segala puji bagi Allah yang menghilangkan bulan itu, dan mendatangkan bulan ini,” (HR Abu Dawud).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

1 Komentar