Hacker Cilik Pembobol Situs NASA Dijemput Polisi Karena Dianggap Aset Negara

Putra Aji Adhari, hacker cilik yang mampu bobol situs NASA (KOMPAS/ JIMMY RAMADHAN AZHARI)

Warta9.com – Beberapa waktu lalu beredar kabar heboh tentang hacker cilik asal Indonesia yang berhasil membobol situs Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA).

Hacker cilik tersebut diketahui bernama lengkap Putra Aji Adhari, siswa kelas 2 MTS di Ciledug.

Seperti diberitakan Kompas.com dilansir Nakita.id, Putra ternyata sudah ratusan kali melakukan pengecekan keamanan situs berbagai instansi, mulai dari situs instasi bisnis, perbankan, maupun e-commerce.

Meskipun demikian, Putra menyebut ia paling sering memantau kelemahan sistem situs-situs milik pemerintah.

Menurutnya, tingkat keamanan situs pemerintah Indonesia memiliki level sedang sehingga cukup rawan untuk disusupi para hacker.

Putra mengaku hanya membutuhkan waktu sekitar 60 menit untuk menemukan celah kelemahan sistem situs pemerintah.

Bahkan, Putra pernah menemukan bug hanya dalam waktu kurang dari sepuluh menit.

Terkait temuannya tentang kelemahan situs pemerintahan tersebut Putra disarankan melapor ke Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) jika menemukan kelemahan sistem di situs milik pemerintah.

Atas prestasinya tersebut, Putra diganjar sertifikat penghargaan oleh BSSN.

Sertifikat yang Putra dapat itu kemudian ia bingkai dan pajang di atas komputer andalannya.

Berkat kemampuan anaknya, Sa’anah ibu dari pembobol situs NASA pun tak menyangka Putra bisa terkenal.

Melansir dari Nova, wanita berusia 50 tahun ini mengaku banyak orang yang mencari Putra sejak anaknya viral di sosial media.

Sampai suatu hari, intel kepolisian di bidang siber datang dari Jakarta untuk menjemput Putra dan dirinya.

Kata Sa’anah, di sana Putra justru diberi hadiah berupa uang tunai dan sertifikat.

Tak hanya itu, Sa’anah pun ingat jika kepala polisi sempat mengatakan kalau Putra ingin sekolah di mana saja, tinggal bilang.

Ia juga menyebut kepala polisi sudah menyiapkan segala keperluan Putra jika ingin melanjutkan pendidikan.

Menurut Sa’anah, polisi menyebut anaknya itu sebagai aset negara.

Sehingga jangan sampai dimanfaatkan negara lain untuk kepentingan yang tak baik.

Putra sendiri rupanya pernah bercerita pada Sa’anah kalau ia seorang hacker, tapi hacker yang baik.

Kepada sang ibunda, Putra pun mengatakan ingin menjadi programmer, bukan hacker.

Sa’anah pun setuju-setuju saja dengan keinginan Putra, ia mengaku tidak terlalu ikut campur.

Berkat keahlian yang dimiliki Putra, Sa’anah pernah dibelikan motor dan handphone.

Kendati demikian, Sa’anah tetap ingin Putra menjadi anak yang soleh dan melanjutkan pendidikan lantaran baginya ijazah itu amat penting. (W9-jon)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.