Inovasi Pembelajaran Berbasis Multimedia : Aplikasi Augmented Reality Sistem Gerak pada Manusia, Oleh: Donaya Pasha, S.Kom, M.Kom*

Warta9 – KEMAJUAN teknologi semakin hari semakin berkembang pesat yang memudahkan berbagai macam aspek kehidupan manusia, tidak terkecuali pada handphone yang dahulu hanya dijadikan sebagai alat komunikasi saja kini telah berkembang manjadi sebuah smartphone yang menyediakan berbagai macam fitur dan kemudahan yaitu mulai dari tranportasi, mobile banking ,pemutar video, music, game, serta edukasi.

Namun begitu, pemaanfaatan teknologi dalam bidang pendidikan di Indoneisa sendiri masih kurang maksimal, masih banyak orang yang enggan dalam menerapkan teknologi dibidang pendidikan guna untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran di indonesia sendiri. Menurut Permendikbud no. 81 A tentang implementasi kurikulum 2013, menyebutkan bahwa ada pola – pola pembelajaran yang perlu diubah salah satunya dengan memanfaatkan teknologi yang ada untuk meningkatkan proses pembelajaran secara interaktif, jejaring dan aktif.

Penerapan teknologi sangat menunjang terhadap keefektifan siswa dalam proses belajar dibandingkan jika hanya menggunakan buku sebagai sumber ilmu, yang dimana tingkat minat siswa dalam membaca buku yaitu hanya sebanyak 82,12% (Sudiana, 2020). Guru hanya mentransmisi pengetahuan kurang menstimulasi siswa untuk belajar secara aktif.

Hal ini bukan dikarenkan bahwa metode ceramah tidak baik, atau siswa tidak mengalami proses belajar. Variasi proses pembelajaran lebih memicu siswa untuk aktif belajar. Gerak pada Manusia dianggap kurang mendetail materi yang ada dibuku sekolah, hanya sekilas saja guru menyampaikan materi tersebut karena minimnya media ajar. Materi Sistem Gerak pada Manusia kurang menarik perhatian siswa karena beberapa materi bersifat abstrak, hanya teori berupa tulisan atau gambar yang tidak membuat anak menjadi lebih mengerti dan memahami konsep yang dimaksud.

Terbatasnya media pembelajaran yang dibutuhkan untuk menyampaikan pelajaran Biologi khususnya Sistem Gerak pada Manusia kepada siswa dan juga minimnya penggunaan teknologi seperti smartphone yang belum maksimal sehingga dibutuhkan teknologi seperti Augmented Reality (AR) yang juga dapat digunakan untuk media belajar untuk menyampaikan pelajaran Biologi khususnya Sistem Gerak pada Manusia. Teknologi augmented reality saat ini sangat berkembang pesat sekali untuk keperluan pendidikan.

Gambar. Pilihan Kerangka dan Tampilan 3D Aplikasi Augmented Reality

Augmented Reality (AR) merupakan sebuah teknologi yang mengabungakan benda maya 2 dimensi atau 3 dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata 3 dimensi lalu meproyeksikannya secara waktunya atau “real time”. Augmented Reality (AR) adalah sebuah istilah untuk lingkungan yang menggabungkan dunia nyata dan virtual yang dibuat oleh komputer sehingga batasan antara dunia nyata dan virtual menjadi lebih real. Augmented Reality (AR) adalah realitas tambahan yang dapat melengkapi kenyataan berbeda dengan Virtual Reality (VR) yang benar-benar menggantikan kenyataan.

Perkembangan Augmented Reality telah menjangkau keberbagai aspek kehidupan seperti pendidikan, kuliner, hiburan, militeri, industri dan lain-lain. Dengan teknologi Augmented Reality, lingkungan nyata disekitar kita akan dapat berinteraksi dalam bentuk digital “virtual”. Informasi-informasi tentang obyek dan lingkungan disekitar kita dapat ditambahkan ke dalam sistem Augmented Reality (AR) yang kemudian ditampilkan di atas layar dunia nyata secara real-time dengan bantuan kamera yang dapat diakses di komputer atau smartphone dengan mengunakan sebuah marker dalam sebuah layar sebagai titik acuan fokus kamera untuk memproyeksikan 2 dimensi ataupun 3 dimensi.

Dalam Augmented Reality terdapat tiga komponen utama untuk mendukung sistem Augmented Reality dan metode yang dikembangkan pada Augmented Reality saat ini terbagi menjadi dua metode, yaitu Marker Based Tracking dan Markerless Augmented Reality, yaitu :

1) Tiga komponen inti tersebut meliputi:
a. Sensor untuk menentukan keadaan dunia fisik tempat aplikasi diterapkan.
b. Prosesor untuk mengevaluasi data sensor, untuk mengimplementasikan “hukum alam” dan aturan lain di dunia maya, dan untuk menghasilkan sinyal yang diperlukan untuk menggerakkan layar.
c. Sebuah tampilan yang cocok untuk menciptakan kesan dunia maya dan dunia maya dunia nyata hidup berdampingan dan mengganggu indra peserta sedemikian rupa sehingga dia merasakan kombinasi dunia fisik dan virtual dunia.

2) Dua metode tersebut meliputi:
a. Marker Augmented Reality
Metode ini memerlukan marker khusus yang merupakan suatu ilustrasi hitam dan putih persegi dengan batas hitam tebal dan latar belakang yang berwarna putih.
b. Markerless Augmented Reality
Metode dimana pengguna tidak perlu lagi menggunakan sebuah marker untuk menampilkan elemen-elemen digital.

Penerapan Teknologi Augmented Reality Dalam Sistem Gerak Pada Manusia adalah salah satu contoh inovasi didunia pendidikan yang diharapkan dapat membantu dalam mengenalkan secara interaktif Sistem Gerak pada Manusia dan juga inovasi baru di dunia pendidikan saat ini. (W9:*Pakar Aplikasi Multimedia/Dosen Universitas Teknokrat Indonesia)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.