Maiyah Dualapanan, Gelar Kegiatan di Ponpes Al Muttaqien Kemiling

Bandarlampung, Warta9.com – Petikan syair Gombloh “Indonesia Merah Darahku, Putih Tulangku Bersatu Dalam Semangatmu. Indonesia Debar Jantungku, Getar Nadiku Berbaur Dalam Angan-anganmu. Kebyar-kebyar, Pelangi Jingga”. Syair yang menyadarkan kembali masyarakat Indonesia akan sakralnya Bendera Merah Putih.

Lagu ini sangat menginspirasi masyarakat Indonesia, bahkan setiap ada perhelatan besar dinegeri ini seperti HUT Kemerdekaan Republik Indonesia lagu ini selalu di nyanyikan. Selain itu, merujuk pada puisi penyair besar karya KH. D. Zawawi Imron dengan petikan puisinya tentang Indonesia ini ;
_Kita semua minum air Indonesia_
_Maka jadilah darah kita_
_Kita makan beras dan buah Indonesia_
_Menjadi daging kita_
_Kita hirup udara Indonesia_
_Menjadi nafas kita_
_Kita bersujud di atas bumi Indonesia_
_Berarti Indonesia adalah sajadah kita_
_Dan bila saatnya kita mati_
_Kita semua tidur dalam pelukan bumi Indonesia_
_Daging kita yang membusuk_
_Bersatu kembali dengan harumnya bumi Indonesia_
_Maka tidak ada alasan untuk tidak cinta_
_Kepada bangsa dan Tanah Air Indonesia_
yang disampaikan saat sinau bareng Maiyah Dualapanan pada tanggal 30 Juli 2019 lalu.

Sejalan dengan arahan pemikiran Toto Raharjo untuk kembali ke sepirit maiyah yang diajarkan oleh Mbah Nun dengan mengambil makna surat Al-Qashash, ayat 77, ” Wabtaghi fiimaa ataakallohuddaarol akhiroh, walaa tansa nashiibaka minaddunyaa, wa ahsin kamaa ahsanallohu ilaika wa laatabghilfasaada fil’ardhi, innalloha laa yuhibbul mufsidiin”. Artinya : “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.”

Oleh karena itu Maiyah Dualapanan mengambil tema Di Bawah Bendera Merah Putih (perjuangan manusia sesungguhnya adalah menemukan jati diri . . . (Al- Qashash 77). Dengan substansi nilai semangat perjuangan mencari jati diri, karena sesungguhnya manusia ditugaskan oleh Allah untuk menjadi dirinya sendiri, yang berdaulat dan memahami kedalaman dirinya yang sejati, dan merdeka dari belenggu yang menahan kemerdekaan dirinya dengan energi optimisme dalam menjalani kehidupan.

Diharapkan, Maiyah Dualapanan dapat memberikan pemantik landasan pemikiran, tindakan dan tanggungjawab sedulur maiyah dan jama’ah yang hadir untuk tetap satu mengobarkan semangat proklamasi kemerdekaan untuk membebaskan diri sendiri dan kemandirian yang berdaulat, yang kelak akan melahirkan generasi baru yang selalu mencintai Allah dan dicintai oleh Allah.

Semarak HUT Kemerdekaan RI ke-74 telah dilaksanakan diberbagai penjuru tanah air dengan berbagai rangkaian kegiatan resmi oleh pemerintah maupun partisipasi masyarakat dengan upacara bendera, renungan suci di taman makam pahlawan, parade budaya, festival dan lomba-lomba. Hadirnya Maiyah Dualapanan di penghujung Agustus tetap menyemangati HUT RI ke-74 untuk selalu membersamai masyarakat dalam merayakan kemerdekaan dan bergembira bersama.

Dalam hati yang bersih dan pikiran yang jernih mari melingkar dan bergembira bersama Majelis Ilmu Masyarakat Maiyah Dualapanan, pada hari Rabu 28 Agustus 2019, pukul 20.00 s/d selesai di Aula Kiai Tohar, Komplek Pontren Al-Muttaqien, Kemiing, Bandarlampung. (W9-jam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.