Duta Seni Pelajar Lampung Pentaskan Sendratari “Minak Gejala Ratu” di Festival Seni Pelajar Nusantara

Tim Duta Seni pelajar Lampung pentas di festival DSPN di Jakarta. (foto : ist)

Lampung Tengah, Warta9.com – Sanggar “Muli Mekhanai“ SMA Negeri 1 Kotagajah, Lampung Tengah menggebrak. Kali ini Sanggar yang pernah memenangi Festival Topeng di Korea akan mewakili Lampung pada gelaran Event Festival Duta Seni Pelajar Nusantara (DSPN) di Jakarta pada 25 -28 Juli 2019.

Duta Seni Pelajar Lampung ini akan mengusung Sendratari bertajuk “Minak Gejala Ratu”, dalam ajang DSPN di Panggung Pantai Ancol Jakarta.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Lampung Drs. Sulpakar, MM, mengatakan, Duta Seni Pelajar Lampung ini mempunyai misi memperkenalkan budaya Lampung ke pentas nasional. Para pelajar dari SMA Negeri 1 Kota Gajah yang pernah mengukir prestasi di Korea ini, akan menampilkan) kreativitasnya dalam Sendratari “Minak Gejala Ratu (Raden Inten I) yang mengisahkan kepahlawanan. “Kisah perjuangan rakyat Lampung ini dikemas dengan apik dalam karya Sendratari dalam balutan nuansa budaya Lampung yang kental juga dengan busana dan ragam hias yang mengusung kearifan lokal Lampung,” jelas Sulpakar.

Lebih lanjut, Sulpakar mengatakan, tampilnya Duta Seni Pelajar Lampung ke ajang yang diikuti enam provinsi lainnya yaitu; Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, DKI Jakarta, D.I. Yogyakarta. “Ini merupakan salah satu langkah strategis dalam memperkenalkan budaya Lampung dan mempromosikan potensi pariwisata Lampung yang kaya budaya di tingkat nasional ,” papar Sulpakar.,

Sementara itu, Kabid Kebudayaan Disdikbud Provinsi Lampung Arie Mardie Effendi, S.STP, MM didampingi Kasi Kesenian R.Hari W,Jayangingrat, S.Sos, MM, mengatakan, sendratari ini didukung 60 orang yang terdiri dari penari, pemusik, sutradara dan official.

Dengan mengikuti DSPN ini, lanjut, Arie Mardie, pelajar-pelajar Lampung dapat termotivasi untuk terus menjaga seni asli daerah Lampung. “Ini merupakan salah satu upaya untuk membangun karakter, memperkuat indentitas budaya sekaligus upaya menumbuhkembangkan dan melestarikan budaya Lampung,” tandas Arie Mardie

Kasi Kesenian Disdikbud R.Hari W,Jayangingrat, S.Sos, menambahkan, lewat ajang DSPN ini para pelajar akan saling mengenalkan dan belajar seni daerah lain. “Mereka kan menjalin relasi pada muaranya nati diharapkan mereka akan mengusung identitas sebagai anak-anak Indonesia yang satu sesuai dengan Pancasila,” tandas Hari.

Sutradara pementasan Erna Budiwati,S.Pd, mengatakan, sendratari ini mengisahkan kepahlawanan Minak Gejala Ratu (Radin Inten I) dan 12 pasukan perang misterius yang memakai tupping (penutup muka) pada saat berperang.

Berawal dari Minak Gejala Ratu bertemu sang ayahanda di kesultanan Banten dan diberikan sebuah warisan berupa peti untuk dirinya. Peti misterius itu berisikan 12 Tupping penjaga daerah kekuasaan milik Minak Gejala Ratu di Keratuan Darah Putih sebagai pengawal dan prajurit untuk membantu mengusir penjajah di bumi Lampung.

Pasukan berani mati bersenjatakan bambu runcing memiliki kobaran semangat perjuangan yang begitu hebat memberantas para penjajah di bumi Lampung. “Sekam pejuang sejati, mak kisikh jak jenganan, nihan setia ngejaga wilayah, khadu kuwawa mati jadi buntang, kik patoh cadang badan, kik kalah meliom keturunan,” begitu kata Minak Gejala Ratu.

Yang artinya, lanjut Erna Budiwati yang juga guru kesenian di SMAN 1 Kota Gajah, “Kami pejuang sejati, tidak akan bergeser dari bumi Lampung, benar setia menjaga wilayah, berani mati jadi bangkai, hilang semangat kita kalah, jika kalah malu sampai keturunan”.

Dalam Sendratari bertajuk: “Minak Gejala Ratu” yang diproduksi Dinas Pendidikan dan Kebudayaa Provinsi Lampung ini tampil sebagai Pimpinan Rombongan: Drs. Sulpakar, MM, co.Official Arie Mardie Efendi, Art Supervisor R.Hari W Jayaningrat, Production House Dasiyo, Sutradara Erna Budiwati, Penata Tari Bulan Rietamara dan Asisten Penata Tari Luthfi Guntur Eka Putra, Penata Musik Delsi Chaniago dan Asisten Penata Musik Alexandro. Sedangkan bertindak sebagai Art Director dalam pementasan ini Riski Febriansyah. (W9-jam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.