Heboh, Warga Temukan Mayat Mengapung Di Sungai

Jembrana, Warta9.com – Warga Desa Yehembang Kangin di hebohkan penemuan sesosok mayat mengapung di perairan Sungai Tibusambi, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, Sabtu (28/9).

Diketahui Korban bernama I Gusti Ketut Adi Putra Wiadnyana (18) asal Desa Yehembang Kangin. Mayat pertama kali ditemukan oleh warga yang sedang mandi (saksi) diantaranya I Gusti Ayu Kade Ardi, I Gusti Ayu Putu Suam, I Gede Sumiarsa.

Setelah mendapat informasi kejadian dari masyarakat, jajaran Kepolisian dari Polsek Mendoyo di pimpin Kapolsek Mendoyo Kompol I Made Karsa, diikuti Tim Identifikasi Polres Jembrana langsung meluncur ke tempat kejadian perkara.

Saat dikonfirmasi Kapolsek Mendoyo Kompol I Made Karsa mengatakan, Jumat (27/9) sekira pukul 18.00 Wita, korban meninggalkan rumah tanpa memberitahukan keluarga, sehingga keluarga korban sempat melakukan pencarian namun tidak ketemu.

Selanjutnya Sabtu (28/9) sekira pukul 08.00 Wita, salah satu warga Banjar Kaleran, Desa Yehembang, bermaksud mandi di lokasi kejadian dan melihat korban tenggelam di dalam air. Temuan kemudian disampaikan para saksi diantaranya I Gusti Ayu Kade Ardi dan saksi Sayu Putu Suam. Berikutnya datang saksi I Gede Samiarsa bersama warga lainnya mengangkat korban dan langsung membawa ke rumah duka.

“Saat ditemukan korban dalam posisi tenggelam hingga dahi, posisi berdiri kedua tangan di depan dada tanpa menggunakan pakaian dan sudah dalam keadaan meninggal dunia,” jelas Kapolsek Mendoyo.

Dari pemeriksaan Tim Medis Puskesmas II Mendoyo, Dr. Yohanis Setiawati dan Unit Identifikasi Sat Reskrim Polres Jembrana didapat hasil bahwa korban murni tenggelam dan tidak ditemukan kekerasan hanya terdapat luka dikedua kelopak mata sepanjang 7 cm, bibir bawah 2 cm, kulit kemaluan mengelupas, daun telinga kanan kiri terluka kulit mengelupas di beberapa bagian tubuh, seluruh luka dan bagian mengelupas diperkirakan akibat digigit ikan dan kepiting.

Sementara itu, I Gusti Ketut Widiasmita, orang tua korban menjelaskan bahwa korban memang sejak kurang lebih 1 bulan yang lalu mengidap gangguan jiwa (sering kumat) dan sudah sering kali pergi meninggalkan rumah tanpa sepengetahuan keluarga.

“Kami telah iklas dan menerima sebagai musibah serta menolak dilakukan otopsi,” pungkasnya. (W9-agus)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.