Kadis Dikbud Sulpakar Kukuhkan Satgas Gerakan Literasi Sekolah Lampung Tengah

Kadis Dikbud Lampung Sulpakar mengukuhkan Satgas Gerakan Literasi Sekolah Lampung Tengah. (foto : ist)

Lampung Tengah, Warta9.com – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Lampung Drs. H. Sulpakar, MM, mengukuhkan Satuan Tugas Gerakan Literasi Sekolah (Satgas GLS) Lampung Tengah (Lamteng), Selasa (13/12/2022).

Dalam sambutannya, Sulpakar berharap, Satgas GLS dapat melakukan fungsi sosialisasi, koordinasi, publikasi, promosi, implementasi, pengembangan materi dan penjaminan mutu gerakan literasi. “Kami berharap Satgas GLS mampu berkolaborasi bersama pemerintah dan stakeholder untuk memajukan dunia pendidikan. Tidak perlu ada ego kelompok selama tujuannya baik, harus mendapat perhatian dan dukungan bersama,” kata Sulpakar.

Dia berpesan, agar Satgas GLS tetap berpegang teguh pada amanah konstitusi untuk mencerdasarkan kehidupan bangsa. “Saya atas nama Pemerintah Provinsi Lampung mengucapkan selamat atas dilantiknya Satgas GLS Lampung Tengah. Teruslah berkarya dan berprestasi dalam wadah apapun. Khususnya dalam bidang pendidikan,” harapnya.

Apalagi, pemerintah telah mencanangkan GLS yang bertujuan untuk membangun kemampuan warga sekolah dalam mengakses, memahami dan menggunakan sesuatu secara cerdas dan komprehensif.

Dia menyebutkan, hal itu dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan yang bisa mengembangkan kemampuan dan keterampilan berbahasa. “Dengan dukungan regulasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi Pekerti, dukungan dari semua pihak sangat dibutuhkan,” jelasnya.

Menurut dia, sekolah mempunyai peran penting sebagai basis kegiatan literasi. Sehingga, seluruh warga di sekolah merupakan elemen internal sebagai penentu kunci keberhasilan gerakan literasi. Mukai dari kepala sekolah, tenaga kependidikan, guru hingga siswa.

“Terlebih lagi, guru sebagai profesi bidang pendidikan yang berada di garda depan dalam proses pendidikan, dituntut memiliki kapasitas memadai dalam mengembangkan diri serta melaksanakan kegiatan literasi ini secara optimal,” jelasnya.

Karena itu, saya mengimbau kepada pendidik untuk memahami makna literasi tidak sebatas pada kemampuan membaca saja. “Mungkin cara guru-guru kita mengajarnya kurang tepat atau tidak menggunakan metodologi yang tepat. Karena kalau soal membaca saja kita sudah termasuk masyarakat yang gemar membaca,” tuturnya.

Dia menjelaskan, saar ini tantangan dalam penguatan literasi jenjang SMA/SMK tidak lagi soal kemampuan baca dan pemahaman saja. “Lulusan SMA/SMK saat ini harus memiliki tiga kompetensi. Yaitu karakter yang kuat, memiliki literasi tingkat tinggi serta kompetensi akademis dan vokasi,” terangnya.

Dia mengungkapkan, literasi tingkat tinggi perlu didorong melalui perubahan model pembelajaran. Contohnya, siswa perlu dieksplor lewat pembelajaran proyek, penyelesaian masalah dan kerjasama dalam mengomunikasikan ide atau kompetensi 4C (kemampuan berpikir kreatif, kritis, komunikasi dan kolaborasi).

Selain itu, dia mengatakan, penguatan literasi digital menjadi kebutuhan yang mutlak dikuasai siswa pada era revolusi industri 4.0. “Siswa SMA/SMK memang kita dorong bukan hanya literasi baca tulis saja. Tapi juga literasi digital lewat karya-karya digital supaya mereka tidak gaptek (gagap teknologi),” tuturnya.

Pada kesempatan itu, Sulpakar juga memberikan pembinaan siswa menuju profil pancasila. Di akhir kegiatan, dia meresmikan beberapa bangunan yang bersumber dari dana sumbangan masyarakat atau wali murid.

Seperti Masjid Daarul Ilmi di SMAN 1 Punggur, Masjid An-Nur di SMAN 1 Terusan Nyunyai, Masjid Al Haaq di SMKN 1 Seputih Surabaya.
Kemudian, dua ruang kelas baru (RKB) di SMAN 1 Terbanggibesar, Ruang Literasi di SMAN 1 Terusan Nyunyai dan Panggung Aula di SMAN 1 Sendangagung. (W9-jam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.