Rektor Universitas Teknokrat Nasrullah Yusuf Ikuti Konferensi Forum Rektor Indonesia

Menko PMK Prof Muhadjir Effendy bersama para Rektor menanam pohon di kampus UNAIR. (foto : ist)

Surabaya, Warta9.com – Rektor Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) juga Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Forum Rektor Indonesia (FPI), Dr. HM. Nasrullah Yusuf, SE, MBA, mengikuti Konferensi Forum Rektor Indonesia (FRI) 2022, Konvensi XXVIII dan Temu Tahunan XXIV, di Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, Sabtu (29/10/2022).

Konferensi FRI mengambil tema “Peran Perguruan Tinggi dalam Mewujudkan Kedaulatan Pangan, Energi dan Obat Menuju Indonesia Emas 2045”.

Konferensi FRI yang dihadiri oleh
Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Kabinet Indonesia Maju, juga dihadiri Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim. Nadiem tidak hadir dan memberi sambutan secara daring acara Konferensi FRI yang dihadiri para Rektor di Indonesia ini

Sementara itu, Menteri Kesehatan RI
Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU, memberikan materi dalam Forum Rektor Indonesia 2022 secara daring.

Dalam kesempatan ini, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia Prof Muhadjir Effendy, didampingi Rektor Unair Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak, Ketua FRI Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU ASEAN Eng, bersama para rektor termasuk Rektor UTI HM. Nasrullah Yusuf, melakukan penanaman pohon di kampus Unair dalam rangka mendukung Program Penanaman dua juta pohon.

Menko PMK RI, Prof Dr Muhadjir Effendy menyatakan, terdapat setidaknya empat krisis yang mengancam percepatan pemulihan. “Krisis energi, pangan, keuangan, dan yang hampir diabaikan yakni persenjataan,” kata Prof Muhadjir dalam Forum Rektor Indonesia yang digelar di Airlangga Convention Center (ACC) Kampus MERR C, Universitas Airlangga (UNAIR).

Rektor UTI HM. Nasrullah Yusuf bersama Menko PMK Prof Muhadjir Effendy. (foto : ist)

Sebagai keynote speaker, Prof Muhadjir juga menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam menanggapi serta mengantisipasi krisis itu agar tidak membawa dampak buruk bagi Indonesia. “Perguruan tinggi harus dapat bergerak ke depan untuk mengantisipasi krisis-krisis yang mungkin terjadi. Utamanya dalam ketahanan pangan,” sebut Muhadjir.

ia mengapresiasi adanya penanaman pohon yang dilakukan pada forum ini. Meskipun terlihat sepele, ia merasa penanaman pohon memiliki arti yang sangat filosofis, apalagi dengan jumlah yang tidak sedikit. “Karena menebang hanya membutuhkan waktu kurang dari sepuluh menit, namun menanamnya perlu lebih dari puluhan tahun,” ujar Mudjir Effendy.

Dari kiasan tersebut, ia ingin menunjukan agar revolusi mental juga harus digerakan dan diusahakan selama berpuluh tahun, agar dapat memanen hasil yang baik pula. (W9-jam)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.