Setelah 17 Tahun, Bantul Yogyakarta Kembali Diguncang Gempa 6,4

Yogyakjarta, Warta9.com – Belum luput dari ingatan, Gempa kembali mengguncang Bantul Yogyakarta setelah 17 tahun gempa yang mengguncang daerah tersebut. Kendati untuk sementara, Gempa Magnitudo 6,4 itu menelan 1 korban jiwa, namun tidak menyebabkan kerusakan separah pada 17 tahun silam.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul Yogyakarta, Agus Yuli Herwanta mengungkapkan kondisi terkini terkait dampak gempa magnitudo 6,4 di Bantul Yogyakarta. Dalam bencana ini, dilaporkan ada satu warga Bantul yang meninggal dunia.

Bacaan Lainnya

“Ada yang luka satu orang itu karena berlari takut itu jatuh, tetapi juga ada yang meninggal dunia 1 (orang) karena kaget, itu (data) yang sementara,” kata Agus Yuli dalam jumpa pers dengan BMKG, Jumat malam (30/6/2023).

Dia mengungkapkan, gempa Bantul Yogyakarta juga berdampak pada 31 rumah yang mengalami kerusakan. Lokasi terdampak gempa tersebut berada di 12 kecamatan.

“Sementara sampai saat ini proses pendataan juga masih berlangsung, yang sementara tercatat ada 31 rumah tadi 12  kecamatan,” katanya.

Sebelumnya warga sejumlah wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng) merasakan guncangan kuat gempa magnitudo (M)6,4. BMKG merilis fenomena geologi ini pada Jumat (30/6), pukul 19. 57 WIB. Pusdalops BNPB telah berkoordinasi dengan BPBD terdampak.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga pukul 20.40 WIB, Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB menginformasikan 2 rumah warga rusak ringan di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jateng imbas gempa Bantul Yogyakarta.

“Informasi lain menyebutkan jaringan listrik di beberapa wilayah di Kebumen terputus karena kerusakan pascagempa. Di wilayah DIY, 1 unit rumah warga rusak, tepatnya di Kabupaten Gunung Kidul,” Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari kepada wartawan, Jumat (30/6/2023).

Dia menjelaskan, Pudalops BNPB akan terus memonitor dan melakukan koordinasi dengan beberapa BPBD di wilayah DIY, Jateng dan Jawa Timur. Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD di wilayah terdampak telah berada di lapangan untuk melakukan pendataan dan pemantauan.

“BNPB menyebutkan warga di beberapa wilayah merasakan guncangan kuat. Guncangan dengan intensitas kuat dirasakan warga Kabupaten Bantul, Kulon Progo dan Gunung Kidul di DIY, sedangkan di Provinsi Jateng, antara lain dirasakan warga di Kota Surakarta, Kabupaten Kebumen dan Klaten,” terang Muhari.

Guncangan gempa juga dirasakan warga Trenggalek, Provinsi Jawa Timur dengan intensitas sedang hingga kuat selama 20 detik.

Berdasarkan parameter Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa M6,4 berpusat di 86 km barat daya Bantul, DIY, dengan kedalaman 25 km. Dilihat pemodelan BMKG, pusat gempa yang berada di laut ini tidak berpotensi tsunami.

Sementara itu, melihat intensitas guncangan dengan skala MMI atau Modified Mercally Intensity, BMKG mengidentifikasi wilayah Kulon Progo, Nganjuk, Kebumen dan Ponorogo pada IV MMI, sedangkan Kediri III – IV MMI dan Mojokerto III MMI. BMKG mendeskripsikan semakin tinggi tingkat MMI, dampak yang dirasakan semakin besar.

Seperti kita ketahui, Gempa Bantul yogyakarta yang terjadi pada 27 Mei 2006 menyisakan duka dan luka mendalam bagi warga DIY. Meski 17 tahun berlalu, ingatan dan trauma masih tergambar jelas, mencekam, dan menyeramkan di setiap sudut Yogyakarta.

Bencana layaknya kiamat itu terjadi pada Sabtu sekitar pukul 05:53 WIB, tepat saat para pelajar bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Minggu terakhir masuk sekolah itu seolah gelap tanpa harapan. 

Gempa berkekuatan Magnitudo (M) 6,3 yang berlangsung selama 57 detik itu tercatat dalam sejarah sebagai gempa paling mematikan di dunia yang terjadi pada rentang tahun 2000-2022. Gempa Jogja 2006 menempati posisi ke-9 atas jumlah korban jiwa yang melayang. 

Dari data BPBD Bantul, total korban meninggal mencapai 5.782 jiwa dan 26.299 luka berat serta ringan. Sementara jumlah rumah rusak total 71.763, rusak berat 71.372, dan 66.359 rumah rusak ringan. (***)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.