Tak Bisa Mudik, Jaka Lepas Rindu Lewat Video Call

SEMUA aktivitas terhenti. Namun pekerja itu hanya bisa pasrah taat imbauan pemerintah. Setitik aiir mata jatuh terjuntai membingkai luka bersama lintasan peristiwa yang menyeruak ingatan.

“Jangan pulang dulu ya nak. Nanti saja kalau virus corona sudah hilang. Kalau kamu pulang malah bikin takut keluarga dan tetangga di kampung, enggak mau mami ada stigma buruk,” ucap seorang wanita yang enggan jati dirinya disiarkan.

“Saya doakan semoga kamu sehat, kita semuanya selamat dan meraih kemenangan. Tidak ada manusia yang ingin terkena wabah. Apalagi kita yang hidup dalam kondisi pas-pasan,” sebut ibu empat anak ini.

“Saya yakin Allah maha memberikan yang terbaik dalam hidup kita. Selalu jaga kesehatan, jangan lupa pakai masker saat keluar rumah, hindari kerumunan dan patuhi imbauan pemerintah,” pesannya menutup percakapan.

Suara itu sedikit parau, ketika penulis mendengar percakapan ibu dengan anaknya melalui sambungan selular. Sebagai manusia yang punya keluarga, orangtua dan adik, tentu perantau bernama Jaka ini tak bisa menutupi kesedihannya.

Maklum, ibu dan anak ini tinggal berjauhan, beda provinsi. Jaka mengadu nasib di Jakarta. Dua bekerja di salah satu perusahaan jasa keuangan di ibukota. Sementara sang ibu tinggal di Kotabumi, Lampung Utara.

Melepas rindu melalui video call jadi jalan satu-satunya yang bisa dilakukan dengan ibu bersama tiga orang adiknya. Dimana sebelumnya Jaka berjanji ambil cuti saat lebaran. Maklum, Jaka belum pernah berpisah dari orangtua.

Harapan Jaka pupus, ketika sang ibu justru melarangnya pulang. Ada kesedihan dalam benaknya bahwa ia akan melewati momen tahunan itu tidak bersama ibu dan adik-adiknya. Alasannya satu, virus corona.

Sebelumnya, Jaka telah mendapat cuti dari kantor tempat dia bekerja selama satu pekan. Jaka sempat berpikir tetap memaksa pulang. Namun niat itu dia urungkan. Atas anjuran sang ibu Jaka memilih tidak mudik dan membatalkan cuti yang telah dia ambil.

Keputusan itu diambil juga untuk menjaga stigma negatif dari warga setanah dan setumpah darahya. Semua itu gegara virus Corona. Dia akan tetap di Jakarta dan memilih bekerja meski dalam suasana hari raya untuk mengisi kekosongan.

“Dilematis, bingung, di sini saja begini. Kalau pulang pun disorot sama warga di kampung. Tetap bekerja meski hari raya, biar gak sedih lebaran sendirian disini,” ucap Jaka.

Jaka yang tinggal di Keluarahan Pal Merah RT 01 RW 16, Jakarta Barat itu juga berharap pemerintah dapat memperhatikan nasib mereka di perantauan yang patuh mengikuti anjuran untuk tidak mudik.

“Saya berharap pemerintah bisa membantu di tengah pembatasan sosial berskala besar di DKI Jakarta. Mudah-mudahan ada bantuan buat perantau yang patuh tidak mudik,” harapnya.

Untuk itu dia mengajak perantau di ibukota dapat bersabar dan menahan diri dalam mendukung upaya pemerintah memutus rantai penularan Covid-19. Menurutnya, apa yang dilakukan pemerintah saat ini merupakan langkah terbaik untuk masyarakat.

Penulis : Joni Efendi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.