Banyak Pesawat Gagal Terbang dan Misi tidak Komplit, Ada Peserta ‘Tirakat’ Sebelum Kontes Robot Terbang

Jati Agung, Warta9.com – Empat devisi yang diperlombakan dalam Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) yaitu, VToL, Fixed Wing, Racing Plane dan Technologi Developmen, rupanya tidak semua mulus.

Pantauan di lokasi lomba Areal Kota Baru Jati Agung Lampung Selatan, Rabu (7/11/2018), banyak pesawat yang gagal terbang dan melakukan tugas atau misinnya. Dalam lomba KRTI Tingkat Nasional 2018, Universitas Teknokrat Indonesia sebagai tuan rumah berlangsung cukup meriah.

Emoat devisi semua bertanding, tapi banyak juga pesawat gagal terbang. Sepertii devisi Fixed Wing (FW), dari 24 peserta, satu pesawat yang dinilai komplit. Maksudnya dalam lomba devisi FW ini ada misi yang harus dilakukan pesawat. Dari pesawat yang ada hanya satu pesawat yang dinilai dewan juri komplit.

Seperti dikatakan Tim Juri Devisi Fixed Wing, Dr. Ir. Endra Pitowarno, M.Eng, ia mengatakan banyak pesawat misinya tidak komplet. Yang komplet kata dia, cuma satu yang dianggap nilainya sempurna.

Menurut Dr. Endra, tahun ini ada kemajuan, sebab tahun lalu tidak ada yang komplit. “Jadi, tahun ini sudah ada yang game over. Ada kemajuan dibanding tahun lalu tidak ada yang misinya komplet,” ujar Endra, didampingi juri lain, Yeni Agus Nurhuda.

Ditanya kenapa banyak yang misinya tidak komplet? Dr. Endra mengatakan banyak faktor, bisa karena kecerdasan dan kemampuan terbang. Ada pesawat yang bisa mengirim logistik tapi menerimanya tidak tepat.

Sementara itu, juri devisi Racing Plane (RP) Dani Adipta, MT dari UGM dan Dr. Eng. Radon Dhelika dari UI, mengatakan, banyak faktor yang menyebabkan pesawat devisi RP gagal launching.

Karena banyak tantangan yang dihadapi oleh pesawat devisi RP. Dari pilot sangat mempengaruhi, karena dia harus menguasai teknis. Memang jata Dani Adipta, saat latihan bagus. Tapi saat dilombakan gagal launching atau terbang. Disinilah perlu kerjasama tim yang baik dan ketenangan pilot.

Radon Dhelika menambahkan, pesawat gagal launching banyak faktor. Karena itu, disain launcing harus pas, landasan pacu juga berpengaruh termasuk bobot pesawat.

Peserta KRTI Ada yang ‘Tirakat

Karena kompetisi robot terbang tidak mudah, maka kata juri dari UGM ada peserta atau tim yang melakukan tirakat puasa sebelum kontes digelar. Karena banyak kejadian yang tidak terduga saat pertandingan. Dalam latihan kondisi pesawat bagus bisa terbang. Tapi saat kontes banyak pesawat yang gagal terbang. Maka kata juri tersebut, ada di antara peserta kontes KRTI melakukan tirakat puasa sebelum kontes. (W9-jam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.