Jembatan Penghubung Denpasar-Gilimanuk Lumpuh

Bali – Derasnya hujan yang melanda Bali pada Sabtu malam (22/12) hingga Miggu dini hari (23/12) membuat arus lalu lintas menuju jembatan penghubung jurusan Denpasar Gilimanuk macet total.

Jembatan penghubung yang melintasi Sungai Tukad Biluk Poh atau sebelah barat Tugu Penyaringan Jembrana, Desa Bilukpoh, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana itu putus akibat luapan air karena banjir bandang.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Jembrana Ketut Eko Susila menjelaskan, banjir timbul akibat hujan deras pada Sabtu malam (22/12) pukul 20.00 Wita hingga Minggu menjelang pagi.

Berdasarkan pantauan di lapangan, jembatan tidak putus total. Hanya saja dinding jembatan roboh, air meluap sampai melewati jembatan dengan membawa material berat seperti batangan kayu berukuran besar, batu, pasir dan lumpur, serta kotoran lainnya.

“Akibatnya, jalur air terhambat, air meluap ke sisi kiri dan kanan. Volume air besar disertai material lainnya sehingga rumah penduduk yang ada di sisi kiri dan kanan jembatan juga ikut terendam banjir. Daerah jangkauan air menjadi meluas karena aliran sungai tertutup materila yang banyak,” ujar Eko, seperti dikutif dari mediaindonesia.com, Minggu (23/12).

Menurutnya, ada 28 rumah di sisi barat jembatan dan 34 rumah di sisi timur jembatan yang terendam banjir dan lumpur. Total rumah yang terendam banjir sebanyak 62 rumah.

Selain itu, ada 89 kepala keluarga yang harus mengungsi. Petugas sudah membuka posko pengungsi di tempat yang aman dari jangkauan banjir di balai banjar desa setempat. Kerugian lainnya ada ada 4 unit mobil hanyut. Tidak ditemukan korban jiwa dalam bencana tersebut.

Sepeda motor dan hewan ternak yang hanyut diduga mencapai puluhan. Banjir datang menjelang dini hari saat warga lagi tidur nyenyak. “Sampai sekarang kami belum bisa mendata secara resmi berapa besar kerugian. Proses pendataan masih berlangsung,” ujar Eko.

Saat ini seluruh tim pemda dan aparat sudah turun, mulai dari TNI, Polri, BPBD Jembrana, Tagana, Basarnas, hingga masyarakat setempat. Pekerjaan yang mendapata prioritas adalah membersihkan material yang menghambat jalur jalan jurusan Denpasar-Gilimanuk.

Ada empat alat berat diturunkan untuk membersihkan material. Kendaraan kecil diperkirakan sudah bisa lewat, namun kendaraan besar dan bertonase berat sangat tidak dianjurkan karena kondisi jembatan yang rapuh.

“Kami harus meminta pihak balai jalan atau PU (Dinas Pekerjaan Umum) untuk melihat dan menganalisa dulu kekuatan jembatan setelah diterjang banjir semalaman. Apakah layak atau tidak dilewati kendaraan karena sepertinya tiang penyanggah jembatan rapuh. Khawatirnya, tidak bisa menahan beban kendaraan berat,” ujarnya.

Untuk sementara jalur Denpasar-Gilimanuk dialihkan melalui Pupuan Tabanan ke arah Buleleng baru memasuki Jembrana.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.