Mangkrak, BPI Ancam Laporkan Proyek Lapangan Sepak Bola Jatibaru

Bekasi, Warta9.com – Badan Peneliti Independen Kekayaan Penyelenggara Negara & Pengawas Anggaran Republik Indonesia (BPIKPN-PA RI) Bekasi, Jawa Barat, akan melaporkan pekerjaan proyek pembangunan lapangan Sepak bola Dusun 1-2 Desa Jatibaru, Jalan Sunan Kali Jaga, Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi, amburadul alias mangkrak.

Sadiah Kabid Investigasi dan DPN BPI KPNPA RI menduga pembangunan lapangan yang di danai dari Dana Desa/APBN sebesar Rp1,1 miliar itu, tidak sesuai dengan RAB. Hal ini dapat dilihat dari lamanya proses pekerjaan tersebut, telah melewati dari batas waktu 60 hari kelender kerja.

Hasil klarifikasi dan investigasi BPIKPNPA RI, Kades Aput (kades lama) mengaku proyek tersebut sudah di kerjakan sesuai RAB dan terserap 70 persen anggaran APBN, untuk pekerjaan tahap I dan II. Dia juga mengatakan jika perkerjaan tersebut sudah di serah terimakan kapada kades yang baru Sadar Darmadi.

Bahkan untuk pembuktian pekerjaan tersebut, RABnya, berikut juga termasuk serah terima kepada Kades Sadar akan diberikan kepada teman-teman LSM dan wartawan untuk di pelajari.

“Silahkan para Kades berkelit dan sembunyi di balik argumentasi di hadapan BPI KPNPA RI, namun fakta yang berbicara yakni pekerjaan proyek menggunakan DD/APBN sebesar Rp1,1 miliar tersebut, udah terlambat dari 60 hari kelender kerja,” paparnya.

Sementara fisik pembangunan tersebut, belum selesai alias mangkrak dan tidak sesuai dengan RAB indikatornya. “Antara lain ; pekerjaan sudah terlambat dari 60 hari, jalan dekat kantor kelurahan belum di Cor, rumput di tanam cuman pada pingir lapangan,” bebernya.

“Untuk itu dengan data yang di miliki, dalam waktu dekat ini akan kami laporkan kepada institusi terkait, agar dapat di pangil masing-masing pihak,” tegas Sadia.

Sementara sebelumnya, Kades Sadar Darmadi saat di konfirmasi bebarapa waktu lalu mengatakan, salah satu penyebab keterlambatan dari 60 hari kalender kerja, karena kades Aput (kades lama) dan BPD ditanya soal dokumen proyek mareka saling lempar, dan terkesan mau lepas tanggungjawab alias cuci tangan.

Terkait rumput di lapangan tidak tumbuh, dia menjelaskan karena faktor alam cuaca di Cikarang sangat panas. Sehingga rumput yang ditanam pada mati, yang telah menghabis dana 30 persen pekerjaan tersebut. “Pekerjan ini adalah lanjutan dari tahap I dan II yakni kami kerja tahap ke III,” imbuh dia. (W9-ard)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.