Ratusan Patok Jalan Provinsi Bali Mangkrak Akhirnya Diratakan

Bali, Warta9.com – Setelah lama terbengkalai, ratusan patok hekto dan kilometer untuk ruas jalan Provinsi Bali, yang dititipkan di area belakang Kantor UPTD PAM Dinas PUPR Bali, Jalan Cokroaminoto 111, Kelurahan Ubung, Kecamatan Denpasar Utara, Bali, akhirnya dibuldoser.

Pasca penataan lahan itu posisi patok yang mulanya berdiri kini malah ditumpuk asal asalan, sungguh pemandangan yang ironi. Padahal ratusan patok dibuat menggunakan APBD Provinsi Bali, TA 2018 sebesar Rp 7.99 juta dan masih layak untuk difungsikan.

Pantauan Warta9.com, Sabtu (24/9/2022), area patok kini sudah lapang dan rata, bahkan berbalik dari sebelumnya yang ditumbuhi semak dan banyak sarang ular.

Menurut informasi, usai ditata area ini akan dijadikan tempat untuk olahraga, tapi sayang malah jadi tempat parkir untuk kendaraan roda dua para siswa SMK yang gedung sekolahnya berada di sebrang jalan utama.

Salah seorang sumber yang minta indentitasnya disembunyikan mengaku sangat prihatin dengan kondisi patok yang dibiarkan mangkrak. Padahal, banyak sekali patok kilometer di jalan provinsi yang kondisinya sudah tidak layak atau perlu diganti.

“Ini sangat miris. Ini aset pemerintah kok malah dibiarkan begitu saja tanpa ada solusi untuk dipasang,” ungkapnya.

Dikatakan, keberadaan patok hekto dan kilometer yang layak sangat membantu pengguna jalan untuk mengetahui panjang jalan (jarak) dari kota satu ke kota tertentu.

“Pemprov Bali dalam hal ini terlalu lamban dan tidak serius menyelamatkan aset yang secara hukum dimiliki pemerintah,” katanya.

Ia menambahkan, ratusan patok itu dibuat oleh salah satu rekanan yang berkantor di Denpasar melalui sistem tender pada TA 2018 silam. Kemudian setelah proses pembuatan patok selesai untuk pemasangan diambil alih oleh dinas PU.

Terpisah, Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPRKIM Provinsi Bali, I Wayan Putu Suarjana dikonfirmasi membantah jika patok itu dibiarkan. Sebab setengah dari jumlah patok yang ada saat ini sudah dipasang pada 2019.

“Tidak benar, sebagian sudah terpasang. Hanya saja pemasangan itu dihentikan karena muncul wabah corona dan kita mengalami krodit anggaran sehingga belum bisa melanjutkan,” tegasnya.

Mengenai proses pembuatan patok hekto dan kilometer dilakukan sebelum dirinya menjabat sebagai Kabid BM. Dan ketika disingung mengenai kesinambungan program kerja Suarjana mengaku lupa.

“Memang harusnya sih berkesinambungan tapi saya lupa jawabannya, nanti saya infokan,” tandasnya. (PN)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.