Umar Ahmad Paparkan Konsep Pembangunan Berbasis Kebudayaan dan Ekologi

BUPATI Tulangbawang Barat Umar Ahmad memaparkan konsep pembangunan Tubaba Berbasis Kebudayaan dan ekologi yang tengah di bangunnya.

Hal itu diutarakanya saat menerima jajaran manajemen Tribun Lampung dalam rangka silaturahmi dengan Bupati Tulangbawang Barat, di rumah dinas Bupati Tubaba, Selasa (15/09/2020).

Konsep tersebut mengusung filosofi yang di anut leluhur suku Lampung maupun suku lain, yaitu salah satuya, filosofi kehidupan yang di anut suku Baduy, Banten.

Pemerintah Kabupaten Tulangbawang Barat Umar Ahmad mengatakan telah menetapkan kota budaya Uluan Nughik menjadi daerah yang disebut Bunian.

Bunian ini sebutan mahkluk yang akan menjaga pepohonan, sumber-sumber air dan kelestarian alam.

“Makhluk ini kita namai Bunian yang akan menjaga kelestarian alam dan tutur-tutur. Ini nanti yang akan menjadi skema pembelajaran di sekolah-sekolah dasar dan menengah,” jelas Umar.

Umar juga mengatakan, mitologi orang Lampung tidak mengenal konsep Pandawa, melainkan konsep Kurawa.

Ia menuturkan orang Lampung mengajarkan kebaikan dengan banyak menyebut bagi orang yang melakukan keburukan dengan istilah sosok makhluk yang menggambarkan sifat-sifat buruk manusia, seperti rakus, tamak dan lain sebagainya.

Sebutan istilah sosok buruk yang ada pada masyaraka Lampung itu disebut, duguk, taun, dan isitilah cut bacut.

Istilah itu terkadang menjadi bahasa latah orang Lampung untuk menyebut seseorang yang punya sifat buruk.

“Jadi kalau kita tidak mau disebut seperti itu, maka kita jangan berbuat buruk dan kita harus melakukan kebaikan,” kata Umar.

“Jadi kalau orang Lampung berbuat baik ternyata sebutannya tidak ada. Kenapa, karena bagi orang Lampung berbuat baik kepada sesama manusia itu adalah kewajiban tidak perlu dihargai, dan juga enggak perlu diagung-agungkan,” jelasnya.

Umar menuturkan, konsep mitologi masyarakat Nughik untuk menjaga kelestarian alam, pepohonan, sumber-sumber air, bantaran sungai yang pada intinya adalah bagaimana menjaga relasi hubungan antara manusia dengan alam.

“Karena ini berkaitan untuk sebuah kelestarian alam semesta,” katanya.

“Jadi kota Uluan Nughik itu berarti, Uluan berarti atas, sedangkan Nughik adalah kehidupan. Artinya, kota yang menjadi awal kehidupan yang berbasis ekologi,” tandasnya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.